Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
Rekomendasi Saham
Di tengah volatilitas nilai tukar dan suku bunga tinggi saat ini, Billy menyarankan agar emiten lebih bijaksana dalam mengelola portofolio investasinya. Seperti dengan diversifikasi aset investasi ke dalam instrumen dengan profil risiko berbeda yang lebih tahan terhadap kenaikan suku bunga dan nilai tukar.
Emiten juga perlu mempertimbangkan struktur utang yang lebih fleksibel, termasuk dalam perpanjangan jangka waktu. Kemudian mencari pendanaan alternatif yang bisa membantu meredam efek kenaikan suku bunga.
Sementara itu, Nico mengingatkan risiko dari sisi dampak tingkat suku bunga AS yang belum pasti. Sehingga perlu dipertimbangkan mengurangi eksposur berlebih dalam utang dolar AS.
"Seimbang kan ke dalam utang obligasi dalam bentuk rupiah agar semakin minim terpapar risiko selisih kurs," saran Nico.
Baca Juga: Ada Rotasi Kinerja Saham, Begini Prospek Sektor Unggulan Saat Ini
Mempertimbangkan risiko terkait sensitivitas terhadap volatilitas kurs tersebut, Nico masih menyematkan rekomendasi buy untuk saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan resistance terdekat di harga Rp 7.275, ASRI target harga Rp 190, dan GJTL pada resistance Rp 940.
Sedangkan Billy menyoroti saham telekomunikasi yang sekalipun punya utang dolar AS cukup besar, tapi kinerja keuangannya masih sehat. Di sektor ini Billy menjagokan saham ISAT dan EXCL.
Untuk emiten yang cukup terpengaruh pada fluktuasi nilai tukar di sektor ritel dan otomotif, Billy menilai saham ACES, MAPI, PT Mayora Indah Tbk (MYOR), dan PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) masih layak dibeli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News