kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini rekomendasi saham ASII usai pendapatannya turun dua digit di kuartal III


Selasa, 27 Oktober 2020 / 08:10 WIB
Ini rekomendasi saham ASII usai pendapatannya turun dua digit di kuartal III


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk mencatatkan kinerja yang kurang memuaskan sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2020. Emiten dengan kode ASII itu mencatatkan penurunan baik dari sisi top line maupun bottom line-nya. 

Mengutip laporan keuangan kuartal III yang belum diaudit, ASII mengantongi pendapatan bersih hingga Rp 130,35 triliun. Jumlah ini menurun 26,37% year on year (YoY) jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 177,04 triliun. 

Sementara itu, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terkikis menjadi Rp 14,04 triliun dari sebelumnya Rp 15,87 triliun. Adapun jumlah laba ini sudah termasuk keuntungan dari penjualan saham Bank Permata. 

Baca Juga: Pengembang properti hadapi tekanan likuiditas, begini rekomendasi analis

Jika keuntungan penjualan saham Bank Permata dikecualikan, maka laba bersih ASII tertekan 49% YoY. Dengan kata lain, laba bersih ASII menjadi Rp 8,16 triliun saja. 

Mengamati kondisi ini, Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menjelaskan, kinerja ASII tertekan karena penopangnya yang berasal dari segmen otomotif dan alat berat tertekan. "Ketika dua sumber utama tersebut mengalami gangguan maka kondisi tersebut dapat berimbas pada kinerja secara keseluruhan meskipun dari unit bisnis lainnya juga memberikan kontribusi," jelas Reza kepada Kontan.co.id, Senin (26/10).

Asal tahu saja, mengutip dari keterangan resmi ASII yang dirilis hari ini Senin (26/10), bisnis otomotif dan bisnis alat berat memang tertekan. 

Penjualan mobil Astra sepanjang Januari hingga September 2020 menurun 51% menjadi 192.400. Sementara itu, penjualan Astra atas sepeda motor Honda menurun 38%  sepanjang sembilan bulan pertama 2020, menjadi 2,3 juta unit. Di sisi lain, bisnis komponen otomotif mengalami tekanan sehingga menyumbangkan rugi bersih Rp 243 miliar. Padahal pada kuartal yang sama tahun sebelumnya tercatat laba Rp 512 miliar.  

Baca Juga: IHSG berpotensi menguat lagi pada Selasa (27/10), cermati saham-saham berikut

Sementara itu, bisnis alat berat juga lesu sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2020. Ini tercermin dari kinerja PT United Tractors Tbk (UNTR) itu  mengalami penurunan laba bersih hingga 38% menjadi Rp 5,3 triliun. 

Hingga akhir tahun, Reza memprediksi kinerja ASII di tahun 2020 ini akan lebih redah dibanding tahun 2019. Sebab, kondisi penjualan kendaraan di kuartal IV 2020 diperkirakan belum akan pulih sepenuhnya. 

Oleh karenanya, Reza cenderung merekomendasikan hold saham ASII dengan target harga Rp 5.850. Menurutnya, penurunan kinerja kemungkinan akan direspon negatif terlebih dahulu. Terlebih lagi, posisi harga saham ASII saat ini telah mengalami kenaikan lebih dari 10% dalam dua minggu terakhir. 

Baca Juga: Masih dibayangi pandemi Covid-19, pendapatan Astra (ASII) terkikis 26,37%

Berkebalikan, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Chris Apriliony, justru menyarankan investor untuk buy dengan target harga Rp 8.000. Target harga itu untuk jangka waktu setahun ke depan. Adapun harga tersebut mempertimbangkan investor asing yang terus mengakumulasi beli dua minggu terakhir ini. Sementara itu, harga ASII juga sudah menurun dari harga Rp 9.000. 

Menurut Chris, anak usaha ASII ke depan akan terkerek dengan peningkatan harga Crude Palm Oil (CPO). Selain itu, kinerja ASII juga akan terangkat oleh harga batubara yang kembali menguat. "Kami harapkan UNTR dapat kembali meningkatkan laba bersihnya di kuartal IV 2020 ini," tutup Chris, Senin (26/10). 

Selanjutnya: Banyak sentimen positif, saham pertambangan logam masih menarik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×