kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini rekomendasi analis untuk saham CPIN


Kamis, 04 Januari 2018 / 21:01 WIB
Ini rekomendasi analis untuk saham CPIN


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga pokok penjualan (HPP) PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) membayangi mayoritas divisi bisnis perusahaan hingga kuartal III 2017. Kinerja CPIN di periode tersebut menurun.

Namun, analis memperkirakan kinerja CPIN ke depan akan membaik dengan mulai stabilnya biaya bahan baku produksi meski isu pasokan daging ayam yang berlebih masih ada di 2018.

Berdasarkan laporan keuangan triwulan III-2017, CPIN mencatat peningkatan penjualan sebesar 33% menjadi Rp 37,5 triliun. Namun perusahaan ini mencatat penurunan laba sebesar 22,7% menjadi Rp 1,9 triliun dibandingkan dengan periode sama 2016.

Joni Wintarja Analis NH Korindo mengatakan ketiga divisi bisnis CPIN yang menyumbang kontribusi pendapatan terbesar mendapat tekanan dengan naiknya HPP.

Joni mencatat pada divisi pakan ternak, terjadi tekanan HPP dari 83% pada kuartal III 2016 menjadi 85% pada kuartal III 2017. "Kenaikan COGS disebabkan oleh kenaikan 12% pada harga jagung lokal," kata Joni, Kamis (4/1).

Maklum, memang saat ini produsen unggas terganggu dengan kebijakan Kementerian Pertanian (Kemtan) yang menutup impor jagung sehingga menekan biaya produksi pakan ternak.

Namum, Joni mencermati harga jagung lokal mulai turun sebanyak 9?ri November 2017 hingga Desember 2017. "Saya mengukur bahwa pada 2018 harga jagung akan lebih stabil di Rp 3.700 per kilogram sehingga tidak akan ada tekanan marjin lagi di divisi ini," kata Joni.

Sementara, menurut Adeline Solaiman Analis Danareksa Sekuritas CPIN mendapat keuntungan karena berbisnis dengan skala ekonomi besar maka mampu untuk mengtasi permasalahan kenaikan harga jagung. "Good news bagi CPIN punya skala ekonomi besar, jadi dia bisa hedging lebih baik dari poultry player yang lebih kecil," kata Adeline, Kamis (4/1).

Lanjut, Joni mengatakan divisi ayam olahan juga mengalami tekanan kenaikan HPP dari 97% kuaratal III 2016 menjadi 101% pada kuartal III 2017. Namun, Joni mencatat secara triwulan HPP divisi ayam olahan turun dari 103% pada kuartal II 2017.

"Perbaikan HPP secara triwulan didukung insiasi pemerintah untuk mengatasi penawaran ayam olahan yang berlebih di pasaran," kata Joni.

Sebelumnya, Kementan mengeluarkan peraturan No 3035/2017 untuk mengatasi kelebihan pasokan DOC dengan melakukan pengurangan hingga 8% dari total produksi secara bertahap.

Meski pemerintah telah membantu, Joni mencatat divisi day-old-chicks (DOC) milik CPIN masih mengalami kenaikan HPP dari 68% di kuartal III 2016 menjadi 90% di kuartal III 2017.

"Divisi ini HPP naik karena ada penawaran DOC yang berlebih di pasar, tetapi kita masih optimis divisi ini dibantu dengan pantauan pemerintah agar tidak oversupply meski produsen banyak datang dari perusahaan besar dan masyarakat sendiri," kata Joni.

Sementara Adeline memproyeksikan isu oversupply daging ayam masih akan ada di 2018. "Kita berharap dari industri poultry gap antara permintaan dan persediaan akan mengecil," kata Adeline.

Meski kinerja CPIN tertekan kenaikan HPP, Adeline memproyeksikan ASP di 2018 akan stabil dan tumbuh 1%-2%. Adeline memproyeksikan kinerja CPIN ke depan akan didukung dengan volume penjualan yang positif terdorong daya beli masyarakat yang juga positif pada industri ini.

Peluang bagi kinerja CPIN di tahun ini, analis perkirakan bisa tersokong dari potensi pertumbuhan dari divis ini olahan ayam olahan. "Meski konrtibusi divisi ayam olahan masih 8% dari pendapatan, tetapi divisi ini masih punya peluang tumbuh," kata Joni.

Senada Adeline mengatakan divisi ayam olahan memiliki potensial pertumbuhan di masa depan didukung bisnis ini sesuai dengan lifestyle konsumen saat ini.

"Bisnis ini akan improve berdampingan dengan membaiknya daya beli masyarakat, ada potensi namun tidak merubah CPIN untuk hanya fokus secara keseluruhan ke bisnis ayam olahan," kata Adeline.

Hingga akhir tahun, Adeline memproyeksikan CPIN mampu meraih pendapatan sebesar Rp 56,5 triliun atau naik 11,6%. Sedangkan untuk laba bersih naik 32,2% jadi Rp 3,4 triliun. Adeline merokemndasikan hold saham CPIN di target harga Rp 3.100 per saham.

Sementara, Joni memproyeksikan penjualan CPIN di 2018 akan tumbuh 11,8% menjadi Rp 56,42 triliun. Sedangkan, laba bersih mencapai Rp 3.52 triliun. Joni merekomendasikan buy di target harga Rp 4.160 per saham.

Sedangkan Vanessa Karmajaya Analis Yuanta Securities Investment merekomendasikan hold untuk CPIN dengan target harga Rp 2.850 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×