Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bulan Juli menjadi bulan kebangkitan kinerja reksadana saham tahun ini. Lihat saja, sebagaimana tercermin dari pergerakan Infovesta Equity Fund Index, reksadana saham berhasil mencetak return rata-rata 1,82%.
Namun, jika ditarik sejak awal tahun, kinerja reksadana saham masih melempem. Secara year to date, Infovesta Equity Fund Index masih turun 4,24%. Tapi, tak semua produk reksadana saham mencetak kinerja memble.
Ini terlihat dari kinerja 10 besar reksadana saham dengan return terbaik. Reksadana saham tersebut berhasil mencetak kinerja hingga dua digit sejak awal tahun.
Posisi pertama masih dihuni oleh Simas Syariah Unggulan milik Sinarmas Asset Management. Reksadana ini mencetak imbal hasil 38,8% sejak awal tahun. Tahun ini, beberapa reksadana milik Sinarmas terus menguasai jawara kinerja produk terbaik pada reksadana saham.
Direktur Sinarmas Asset Management Jamial Salim mengatakan, dalam memilih portofolio reksadana saham, Sinarmas mencari saham dengan price earning ratio (PER) atau book value yang masih rendah. Sehingga ada kombinasi antara saham blue chip dan mid cap untuk jangka waktu investasi menengah hingga panjang.
Strategi memilih saham blue chip dan mid cap juga dilakukan oleh Archipelago Asset Management. Manajer investasi ini berhasil menempatkan produknya di posisi empat reksadana saham berkinerja terbaik.
Head of Investment Archipelago Asset Management Effendi Hasim menjelaskan, pihaknya menerapkan strategi trading di saham super blue chip dan blue chip. "Sedangkan untuk mid cap kami tahan untuk jangka panjang," jelas dia.
Kini, mayoritas saham Archipelago berasal dari sektor industri dasar, infrastruktur, dan trade and service. Sementara itu, isi portofolio reksadana Archipelago Equity Growth terdiri dari PGAS, CARS, BNGA, AUTO dan ANTM.
Effendi menambahkan, demi menekan volatilitas di pasar saham, pihaknya juga memperbesar porsi di pasar uang. Posisi di akhir Juli, porsi di pasar uang mencapai 31%. Padahal di Juni lalu, pos tersebut hanya sekitar 17%.
Pilih eksportir
Sementara Prospera Asset Management memilih strategi fokus kepada saham yang memiliki sedikit korelasi dengan risiko pasar dalam mengelola reksadana Prospera Saham SMC. Hasilnya, reksadana ini menempati posisi kelima reksadana saham dengan kinerja terbaik.
Michael Tanjung, Equity Portofolio Manager Prospera Asset Management bilang, pihaknya memilih saham yang banyak melakukan ekspor agar pendapatan emiten tersebut tidak terganggu penguatan dollar Amerika Serikat. Saham yang jadi favorit di antaranya Aneka Tambang (ANTM) dan Integra Indocabinet (WOOD).
Ke depan, Michael menyebut pihaknya akan memakai strategi memilih saham big cap, seiring IHSG yang berbalik pulih. MI ini berniat menambah porsi pada saham big cap, terutama di sektor perbankan. Michael juga menjaga posisi cash di atas 10% untuk mengantisipasi volatilitas pasar dan menjaga tingkat likuiditas. Tapi, Prospera masih menghindari saham sektor konsumer, karena valuasi tinggi dan tidak menunjukkan pertumbuhan kinerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News