Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Group Ciputra akan meluncurkan 12 proyek baru sepanjang tahun 2015 dengan investasi sekitar Rp 9 triliun. Lima proyek akan diluncurkan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dengan investasi sekitar Rp 2,1 triliun.
Proyek tersebut diantaranya Citra Garden Hill Samarinda seluas 58 hektare (ha), Citra Garden City Malang seluas 50 ha, Citraland Cileungsi berupa kerjasama join venture seluas 82 ha. "Investasi masing-masing proyek Rp 100 miliar- Rp 200 miliar," kata Ungkap Tulus Santoso, sekretaris perusahaan CTRA saat paparan Publik di Jakarta, Selasa (30/6).
Selanjutnya, ada proyek mix use di Fatmawati seluas 4,5 ha dengan investasi Rp 1 triliun dan Citraplaza Kemayoran seluas 2 ha dengan investasi Rp 500 miliar.
Sementara PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) akan meluncurkan empat proyek atau berkurang dari target semula sebanyak 6 proyek. " Proyek residential di Jayapura kita tunda karena perizinannya belum selesai," kata Nanik J Santoso, Direktur CTRA.
Keempat projek tersebut diantaranya proyek residential Citraland Lampung seluas 35 ha dengan investasi tanah dan infrastruktur sekitar Rp 1,15 triliun. Proyek ini merupakan proyek sendiri.
Lalu Citraland Kendari seluas 60 ha dengan investasi Rp 40 miliar dan merupakan proyek kerjasama operasi, office tower Ciputra World Surabaya seluas 20.000 meter persegi (m2) dengan investasi Rp 500 miliar, dan proyek reklamasi Losari Makassar seluas 145 ha Senilai Rp 3,5 triliun.
Reklamasi Pantai Losari Makassar awalnya merupakan proyek pemerintah propinsi setempat dengan luas 157 ha. Sekitar 12 ha telah direklamasi oleh pemerintah, sisanya 145 ha akan direklamasi CTRS. Adapun sumber dana untuk proyek reklamasi tersebut bersumber dari khas internal perseroan dan pinjaman bank. Nanik mengatakan, perseroan menargetkan reklamasi ini akan selesai Maret 2018.
Sekitar 38 ha dari lahan yang telah direklamasi akan diserahkan kembali ke pemerintah Provinsi Makassar untuk kembangkan menjadi kawasan publik. Sedangkan sisanya, akan dikembangkan CTRS menjadi kawasan mix use. "Untuk tahap awal kita akan bangun jembatan sepanjang 150 m dengan investasi Rp 150 juta," ungkap Nanik.
Ciputra World Office tower Surabaya telah diluncurkan pada April lalu dengan harga Rp 27 juta per m2. Dari sana CTRA telah mengantongi marketing sales Rp 640 miliar.
Adapun PT Ciputra Property Tbk (CTRP) akan meluncurkan tiga proyek baru yakni Resort The Nirvana Bali 6 ha dengan investasi Tahap I Rp 300 miliar, Ascot Service Residence Rp 800 miliar dan Ciputra Internasional Office tower II senilai Rp 500 miliar.
Tahun ini, CTRA menargetkan marketing sales sebesar Rp 10,9 triliun. Hingga akhir Mei perseroan telah mengantongi sekitar 29% atau Rp 3,2 triliun. Sebagian besar masih didominasi oleh proyek residential.
Adapun CTRP telah mengantongi marketing sales Sebesar Rp 960 miliar hingga akhir Juni atau baru sekitar 36% dari target yang dipatok hingga akhir tahun sebesar Rp 2,6 triliun.
Artadinata Djangkar, Direktur CTRP mengatakan selama enam bulan ini penjualan terhadap individu sangat lemah. Adapun marketing sales selama semester mencapai 36% karean ditopang oleh penjualan hotel Ascot senilai Rp 800 miliar. Oleh karena itu, perseoan berencana mengkaji untuk revisi target. "Kita mau lihat dua bulan ke depan," kata Artadinata.
Artadinata mengatakan penjualan yang paling tidak bagus tahun ini ada di sektor strata office. Padahal, ini ditargetkan menyumbang 2/3 terhadap total target marketing sales CTRP. Sementara penjualan kondomium masih bisa diharapakan kendati tetap mengalami perlambatan.
Sedangkan realisasi marketing sales CTRS hingga akhir Juni mencapai Rp 1,3 triliun atau 46% dari target yang dipatok sebesar Rp 2,8 triliun. Kendati penjualan persean hampir mencapai target, namun Nanik mengatakan komposisi penjualan kurang ideal. Pasalnya, hanya satu proyek yang mendomibasi penjualan yakni Office tower Ciputra Word Surabaya dengn kontribusi 45%.
Nanik menambahkan, CTRS juga berencana merevisi target marketing sales tahun ini karena penundaan peluncuran proyek Residential Jayapura dan penjualan eksisting projek yang kurang bagus. "Kita akan revisi target setelah lebaran," kata Nanik.
Kendati CTRP dan CTRS berencana merevisi target penjualan, Tulus mengatakan CTRA belum berencana merevisi target marketing. Dirinya optimis target tersebut bisa tercapai dengan adanya dua sentimen positif terhadap industri properti yakni pelonggaran LTV dan rencana dibukannya keran kepemilikan properti bagi asing. " saat ini kita memiliki porsi produk dengan harga di atas Rp 5 miliar 10-15%," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News