kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Prediksi Rupiah Untuk Rabu (26/4) Pascalibur Lebaran


Senin, 24 April 2023 / 10:48 WIB
Ini Prediksi Rupiah Untuk Rabu (26/4) Pascalibur Lebaran
ILUSTRASI. Rupiah diprediksi akan menguat tipis pada perdagangan Rabu (26/4).


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diprediksi akan menguat tipis pada perdagangan Rabu (26/4), meskipun libur Lebaran berlangsung lebih dari seminggu.

Sebelum cuti bersama Lebaran, nilai tukar rupiah di pasar spot pada Selasa (18/4) ditutup melemah 0,33% ke level Rp 14.843 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara, rupiah kurs Jisdor BI Selasa minggu lalu menguat 0,55% ke Rp 14.855 per dolar AS.

Menurut data Bloomberg, Jumat (21/4), kurs rupiah spot berada di Rp 14.976 per dolar AS. Posisi ini melemah 0,9% ketimbang penutupan sebelum cuti bersama Rp 14.843 per dolar AS dan melemah 1,83% dalam sepekan terakhir.

Baca Juga: Begini Kinerja Lima Emiten LQ45 di Kuartal Pertama 2023

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, penguatan rupiah pada Selasa (18/4) pekan lalu disebabkan aksi profit taking yang dilakukan pedagang di tengah menguatnya imbal hasil obligasi yang memperkuat indeks dolar AS.

Selain itu, berita ekonomi AS hari Senin (17/4) menunjukkan tanda-tanda kekuatan yang mendukung dolar AS.

Penguatan terjadi setelah indeks kondisi bisnis umum survei manufaktur empire April 2023 naik 35,4, yang merupakan level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir.

“Indeks pasar perumahan National Association of Home Builders (NAHB) April 2023 juga naik ke +1, ini tertinggi dalam 7 bulan terakhir,” kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Selasa (18/4).

Baca Juga: BI akan Teken Kerja Sama Local Currency Transaction dengan Korea Selatan Awal Mei

Sutopo memperkirakan, pergerakan rupiah pada Rabu (26/4) akan dipengaruhi ekspektasi pasar pada hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 2-3 Mei 2023.

“Pasar menunjukkan peluang 88% The Fed akan menaikkan kisaran target Fed Funds Rate sebesar 25 bps pada pertemuan FOMC 2-3 Mei mendatang,” kata dia.

Kenaikan itu didasari oleh berita ekonomi AS minggu lalu yang bisa berdampak pada kebijakan The Fed yang hawkish, sehingga membuat dolar AS menjadi bullish.

“Presiden The Fed Richmond Barkin juga memberikan komentar hawkish, dengan optimistis bahwa dolar AS bisa bullish sebagai bukti bahwa inflasi AS kembali ke target 2%,” papar Sutopo.

Baca Juga: Likuiditas Memadai, Transaksi PUAB Diramal Bakal Meningkat

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga utamanya pada 5,75% pada minggu lalu juga dapat mempengaruhi pergerakan rupiah.

“Suku bunga BI tidak berubah dalam tiga pertemuan terakhir di tahun 2023, yang bertujuan untuk memastikan inflasi dan ekspektasi harga terus menurun. Ini sejalan dengan ekspektasi pasar,” tutur dia.

Menurut Sutopo, BI yakin suku bunga saat ini cukup untuk mengendalikan inflasi inti dalam kisaran 3% untuk sisa tahun 2023. Tingkat inflasi tahunan Indonesia turun ke level terendah dalam tujuh bulan sebesar 4,97% di bulan Maret.

Baca Juga: Diantara Mata Uang Negara Lain, Rupiah Lebih Perkasa

Selain itu, BI juga mencatat penguatan rupiah baru-baru ini dan melihatnya semakin meningkat, didukung oleh arus masuk modal.

“Deposito overnight dan tingkat fasilitas pinjaman juga dipertahankan masing-masing sebesar 5% dan 6,5%,” ungkap dia.

Sutopo pun memprediksi, rupiah akan menguat tipis ke rentang harga Rp 14.800 per dolar AS–Rp 15.000 per dolar AS pada Rabu (26/4).

“Meskipun Lebaran, pasar mata uang tetap berjalan seperti biasanya. Karena aktivitas masa liburan, pasar Indonesia sebagian tutup dan permintaan terhadap dolar AS mungkin sedikit stagnan,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×