Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah spot bergerak bervariasi pada perdagangan kemarin. Kurs rupiah di pasar spot melemah 0,11% ke Rp 15.104 per dolar Amerika Serikat (AS), Kamis (19/1). Di sisi lain, rupiah Jisdor menguat 0,16% ke Rp 15.113 per dolar AS.
Bank Indonesia (BI) kemarin menaikkan suku bunga 25 basis poin alias 0,25% dari 5,5% menjadi 5,75%. Namun, pelemahan kurs rupiah ini faktornya bukan dari RDG BI saja.
“Pelemahan terjadi setelah rupiah mengalami penguatan tajam di sesi sebelumnya. Jadi, ada aksi profit taking. Lalu, kebetulan juga dolar AS sejak kemarin cenderung stabil,” kata Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf kepada Kontan.co.id, Kamis (19/1).
Dari sisi eksternal, kata Alwi, ada sentimen yang menguatkan indeks dolar AS. Sentimen itu adalah pernyataan Presiden The Fed St. Louis James Bullard dan Presiden The Fed Cleveland Loretta Mester.
Baca Juga: Rupiah Lebih Kuat Dibandingkan Mata Uang Negara Berkembang Lain di Awal 2023
Bullard dan Mester menyampaikan bahwa tingkat suku bunga AS harus dinaikkan di atas 5%. Meskipun sempat menekan indeks dolar AS, tetapi hal itu justru berbalik membuat mata uang itu jadi stabil.
“Memang dolar AS masih di level terendah dalam 7 bulan terakhir, tetapi indeksnya cenderung stabil,” kata Alwi.
Menurut Alwi, pergerakan rupiah hari ini juga masih akan bergantung pada data-data ekonomi AS, termasuk Jobless Claim yang dua pekan belakangan ini terus naik. “Ini menandakan pasar tenaga kerja di AS mash sehat-sehat saja dan masih mendukung kasus The Fed untuk menaikkan suku bunga,” papar dia.
Sementara, di dalam negeri, rupiah akan dipengaruhi pasar Indonesia yang dapat melambat akibat libur panjang Imlek. Alwi menyebut, selama libur panjang itu mungkin akan terjadi profit taking.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,16% ke Rp 15.113 Per Dolar AS, Kamis (19/1)
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, pelemahan rupiah hari ini dipicu keputusan BI menaikkan suku bunganya. Langkah itu membawa benchmark 7-Day Reverse Repo Rate ke level tertinggi dalam lebih dari tiga tahun.
“Keputusan yang mengambil kenaikan kumulatif menjadi 225 bps sejak Agustus tahun lalu, menandakan bahwa siklus pengetatan telah berakhir. Hal ini sejalan dengan perkiraan pasar,” tutur Sutopo.
Sutopo memprediksi rupiah akan berada di rentang Rp 15.050 per dolar AS–Rp 15.150 per dolar AS pada esok hari dengan kecenderung melemah tipis. Sementara, Alwi memprediksi rupiah berada di rentang Rp 15.060 per dolar AS–Rp 15.190 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News