kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.515.000   10.000   0,66%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 7.003   26,11   0,37%
  • KOMPAS100 1.046   4,27   0,41%
  • LQ45 822   3,19   0,39%
  • ISSI 213   0,01   0,01%
  • IDX30 418   1,10   0,26%
  • IDXHIDIV20 504   0,02   0,00%
  • IDX80 119   0,53   0,44%
  • IDXV30 124   -0,34   -0,27%
  • IDXQ30 139   0,22   0,16%

Ini penyebab saham emiten konstruksi BUMN kompak menguat dalam sepekan terakhir


Senin, 19 Oktober 2020 / 17:10 WIB
Ini penyebab saham emiten konstruksi BUMN kompak menguat dalam sepekan terakhir
ILUSTRASI. Pekerjaan konstruksi


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham emiten konstruksi pelat merah kompak menguat pada dalam sepekan terakhir. Lihat saja, saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang tercatat menguat 12,31% dalam sepekan terakhir setelah ditutup di level Rp 730 per saham pada perdagangan hari ini (19/10). 

Pergerakan saham WSKT tersebut menandai penguatan paling tinggi dibandingkan emiten konstruksi BUMN lainnya. Mengingat, kinerja saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dalam sepekan terakhir hanya menguat 5,31%. Hari ini, saham ADHI ditutup pada harga Rp 595 per saham. 

Berikutnya ada PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang menguat 2,88% dalam sepekan, setelah ditutup pada harga Rp 1.250 di hari ini. Serupa, PT PP Tbk (PTPP) yang tercatat menanjak 2,21% dalam sepekan. Pada perdagangan Senin (19/10), PTPP ditutup pada level Rp 925 per saham.

Baca Juga: Lelang Pelabuhan Patimban bisa jadi katalis positif untuk SMDR, TMAS, WSKT, dan INDY

Menurut Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher Jordan, penguatan saham BUMN Karya dalam sepekan terakhir didorong oleh sentimen omnibus law yang telah disahkan. Salah satunya mengatur soal pemberhentian buruh konstruksi apabila proyek yang digarap sudah selesai.

"Ada pasal yang bahas mengenai proyek, kalau proyek sudah selesai buruhnya bisa langsung diberhentikan. Untuk menekan biaya konstruksi ini sangat baik," jelas dia kepada Kontan.co.id, Senin (19/10). 

Namun, ke depan prospek saham emiten konstruksi dinilai masih kurang baik. Menurut Dennies, tender proyek dari pemerintah untuk tahun depan masih belum ada yang besar sehingga kontrak baru BUMN Karya belum bisa naik signifikan, yang tentunya akan mempengaruhi pendapatan. 

"Jadi kalau ada perbaikan kinerja pun saya rasa masih cukup terbatas tahun depan," jelasnya. 

Dennies menambahkan, investor masih perlu wait and see dengan saham-saham di sektor konstruksi. Pasalnya saat ini penguatan harga tersebut diprediksi hanya sementara. 

Selanjutnya: Meski Rating Dipangkas, Sejumlah Saham Ini Masih Prospektif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×