Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada 10 perusahaan yang mendaftar dan mengambil dokumen prakualifikasi tender operator Pelabuhan Patimban. Misalnya saja anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) yakni PT Indika Logistik Support, kemudian PT Waskita Karya Tbk (WSKT) melalui PT Waskita Karya Infrastruktur (WKI).
Selain itu emiten pelayaran PT Temas Tbk (TMAS) dan PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) turut berpartisipasi dalam lelang tersebut.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, berita ikut serta lelang Pelabuhan Patimban dapat menjadi sentimen positif untuk saham-saham tersebut, terlebih bagi perusahaan yang berhasil memenangkan tender. "Untuk harga yang pasti akan direspons dengan kenaikan karena prospek kinerja akan jadi lebih baik dari keadaan saat ini," katanya kepada Kontan, Sabtu (17/10).
Lebih lanjut Sukarno menjelaskan, dari sisi kinerja lelang proyek ini juga akan berdampak baik untuk emiten-emiten yang berpartisipasi.
Baca Juga: Ikut Lelang Patimban, Samudera Indonesia (SMDR) Siapkan Pendanaan Rp 16 Triliun
Menurutnya, kinerja emiten yang menang nantinya bisa terkerek dan menjadi momentum guna memperbaiki kinerja akibat pendemi Covid-19.
Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr berpendapat, lantaran baru awal tender, makanya kabar partisipasi lelang hanya akan menjadi sentimen saja.
Sementara itu, untuk pemenang lelang akan menjadi sumber pendapatan baru. "Tapi nanti harus dilihat juga performanya, apakah perusahaan dapat mengelola dengan baik sehingga dapat keuntungan, karena beberapa nama perusahaan yang ikut lelang belum terlalu berpengalaman dalam pengelolaan pelabuhan," ujar Zamzami.
Ia juga belum dapat memberikan rekomendasi untuk jajaran saham-saham tersebut. Pasalnya, dari beberapa saham itu memang memiliki likuiditas yang tidak terlalu tebal seperti SMDR dan TMAS. " Sedangkan WSKT dan INDY agak sudah terlalu tinggi untuk sekarang ini," tambahnya.
Di lain sisi, Sukarno melihat prospek harga saham-saham tersebut masih bisa tumbuh ke depannya karena sudah mengalami penurunan yang cukup dalam. Bagi Sukarno, WSKT dan INDY sudah tergolong murah jika dilihat dari price to book value (PBV) karena berada di bawah 1 kali.
Saat ini PBV WSKT tercatat 0,65 kali, dalam lima tahun terakhir WSKT memiliki rata-rata PBV 2 kali, selanjutnya PBV INDY berada di 0,46 kali ketimbang rata-rata PBV dalam lima tahun terakhir di 0,87 kali.
Sukarno memberikan rekomendasi buy untuk saham WSKT dan INDY. Sementara pelaku pasar bisa wait and see lebih dulu untuk SMDR dan TMAS.
Selanjutnya: Dua emiten ini optimistis lolos tahap prakualifikasi lelang operator Patimban
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News