kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -18.000   -0,91%
  • USD/IDR 16.310   12,00   0,07%
  • IDX 7.156   38,26   0,54%
  • KOMPAS100 1.043   8,35   0,81%
  • LQ45 800   4,89   0,62%
  • ISSI 232   2,05   0,89%
  • IDX30 415   0,46   0,11%
  • IDXHIDIV20 485   0,27   0,06%
  • IDX80 117   0,78   0,67%
  • IDXV30 119   -0,05   -0,04%
  • IDXQ30 133   0,10   0,08%

Ini Penyebab Penjualan SR022 Kurang Bergairah


Selasa, 17 Juni 2025 / 19:27 WIB
Ini Penyebab Penjualan SR022 Kurang Bergairah
ILUSTRASI. Total kuota yang ditawarkan untuk SR022 mencapai Rp 25,5 triliun


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Penerbitan sukuk ritel seri SR022 tampaknya tak seramai surat berharga negara (SBN) ritel lainnya. Buktinya, penambahan kuota untuk SR022 yang terbilang kecil dari kuota awal. Sejak awal ditawarkan, penjualan SR022 menunjukkan pola yang cenderung lambat. 

Sekedar mengingatkan, penawaran SR022 dibuka pada 16 Mei lalu dan dijadwalkan berakhir pada 18 Juni 2025. Saat perdana dirilis, kuota SR022 tersedia sebesar Rp 20 triliun, dengan porsi Rp 15 triliun untuk seri tenor 3 tahun dan Rp 5 triliun untuk tenor 5 tahun.

Seiring berjalannya masa penawaran, pemerintah pun menambah kuota untuk tenor 3 tahun menjadi Rp 19,5 triliun. Sedangkan kuota untuk tenor 5 tahun ditambah menjadi Rp 6 triliun. Dus, total kuota yang ditawarkan untuk SR022 mencapai Rp 25,5 triliun. 

Jika dibandingkan dengan SBN ritel sebelumnya, yakni ST014, mengalami penambahan kuota hingga lebih dari Rp 10 triliun.

Berdasarkan data mitra distribusi, kuota SR022 tenor 3 tahun tinggal tersisa 1,7% atau Rp 356,07 miliar. Sementara itu, kuota SR022 tenor 5 tahun masih tersisa 5,6% atau setara Rp 365,19 miliar. Untuk diketahui, SR022 masih ditawarkan hingga pukul 12.00 WIB Rabu (18/6) besok. 

Baca Juga: BCA Catat Penjualan SR022 Telah Mencapai Rp 5 Triliun

Fixed Income & Macro Strategist Mega Capital Sekuritas Lionel Priyadi menilai alur penjualan SR022 yang cenderung lambat merupakan dampak likuiditas ketat yang sedang dialami oleh perbankan dan masyarakat. 

“Dari sisi momentum, masyarakat sedang banyak pengeluaran untuk Idul Adha dan memasuki tahun ajaran baru, serta libur sekolah. Dari sisi kompetisi, SR022 bersaing dengan obligasi korporasi yang penerbitannya sedang meningkat tajam,” papar Lionel kepada Kontan, Selasa (17/6). 

Di samping itu, Fixed Income Analyst Pefindo Ahmad Nasrudin juga menyoroti soal instrumen alternatif yang lebih baik, salah satunya pasar saham yang telah rebound dari level terendah pada April lalu ke kisaran 7.100–7.200 kini.

“Mulai bergairahnya pasar saham mendorong investor ritel berbondong-bondong masuk untuk mengejar return yang lebih tinggi,” sebut Ahmad kepada Kontan, Selasa (17/6). 

Selain itu, Ahmad bilang yield pasar masih bersaing dengan produk obligasi lain, seperti seri FR dan PBS. Kemudahan akses yang sama terhadap produk lainnya membuka opsi yang lebih bervariasi bagi masyarakat.

“Jadi, ketika seri FR menawarkan imbal hasil tinggi di pasar, mereka enggan membeli SR022 karena FR atau PBS lebih menguntungkan. Ini terutama terjadi pada awal-awal masa penawaran, ketika yield di pasar masih tinggi karena pasar sempat terkoreksi hingga seminggu pasca Trump mengumumkan tarif pada 2 Mei,” jelas Ahmad. 

Selanjutnya: Emiten TP Rachmat, Autopedia Sukses Lestari (ASLC) Tebar Dividen Rp 12,7 miliar

Menarik Dibaca: Ada Diskon Tiket Kereta 30%, 952.639 Tiket Sudah Terjual

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×