Sumber: AFP | Editor: Yudho Winarto
TOKYO. Kurs dollar AS melemah terhadap mata uang negara-negara berkembang di Asia pada Kamis, namun menguat terhadap yen, karena investor berspekulasi bank sentral AS akan menunda kenaikan suku bunga pertamanya dalam sembilan tahun.
Dollar naik menjadi 120,85 yen pada perdagangan sore di Tokyo, dari 120,61 yen pada Rabu sore di New York, setelah rilis angka perdagangan Jepang mengecewakan, dan euro menguat menjadi 1,1302 dollar dari 1,1285 dollar. Mata uang tunggal juga naik menjadi 136,60 yen dari 136,11 yen.
Kenaikan tingkat suku bunga AS telah menjadi faktor ketakutan utama bagi investor yang khawatir itu bisa membahayakan pemulihan yang sedang berkembang di ekonomi utama dunia, pada saat kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan di Tiongkok telah membuat pasar global cemas.
Sementara The Fed diperkirakan akan mengangkat suku bunganya pada akhir tahun, meningkatkan ekspektasi bank sentral akan menundanya ketika bertemu pada Kamis memacu optimisme di seluruh dunia, mendorong ekuitas dan minyak lebih tinggi dan mendorong pembeli untuk merebut mata uang berisiko.
Mata uang won Korea Selatan, rupiah Indonesia, dollar Taiwan, serta banyak mata uang dengan imbal hasil lebih tinggi lainnya, menguat terhadap greenback.
"Pasar Asia berkinerja baik hari ini di posisi berhati-hati menjelang keputusan suku bunga The Fed, dengan mata uang bergerak khususnya mencerminkan perasaan umum bahwa tingkat suku bunga akan dipertahankan tidak berubah," Angus Nicholson, analis pasar di IG di Melbourne, mengatakan dalam sebuah catatan kepada klien.
Pelemahan yen juga terjadi setelah data menunjukkan ekspor Jepang melambat untuk bulan kedua berturut-turut pada Agustus, terseret lebih rendah oleh melemahnya permintaan dari Tiongkok.
Angka-angka juga menyoroti tantangan yang dihadapi Perdana Menteri Shinzo Abe, karena ia berjuang untuk memicu kembali pertumbuhan, sehari setelah Standard & Poor's memotong peringkat kredit Jepang, mengatakan pemerintah memiliki sedikit kesempatan untuk memperbaiki masalah-masalah yang mendasarinya.
Mereka akan menambah tekanan pada bank sentral negara itu untuk menambah lebih banyak stimulus, meskipun ekonom tetap terpecah tentang kapan bank sentral Jepang (BoJ) akan memperluas program pembelian aset yang belum pernah terjadi sebelumnya 80 triliun yen per tahun.
Junko Nishioka, kepala ekonom di Sumitomo Mitsui Bank, kepada AFP mengatakan, dia percaya bank tidak akan bertindak sampai akhir 2015 atau awal 2016, karena Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda tetap "bullish" tentang ekonomi.
"BoJ mungkin ingin menunggu (untuk melihat) berapa banyak Tiongkok dan negara-negara berkembang akan mempengaruhi perekonomian Jepang," kata dia.
Won Korea Selatan terus menguat beberapa hari setelah lembaga pemeringkat Standard & Poor's menaikkan peringkat utang negara itu. Dollar jatuh menjadi 1.165,95 won dari 1.176,03 won pada Rabu di Tokyo.
Unit AS juga sedikit lebih rendah menjadi 14.438 rupiah Indonesia dari 14.459,50 rupiah, menjadi 32,37 dollar Taiwan dari 32,50 dollar Taiwan, menjadi 1,3971 dollar Singapura dari 1,3997 dollar Singapura dan menjadi 4,2458 ringgit Malaysia dari 4,2513 ringgit.
Dollar jatuh menjadi 46,48 peso Filipina dari 46,67 peso, dan menjadi 35,75 baht Thailand dari 36,00 baht. Namun, naik menjadi 66,4600 rupee India dari 66,4375 rupee.
Dollar Australia dibeli 71,85 sen AS pada Kamis di Tokyo, naik dari 71,61 sen AS pada Rabu dan naik jauh dari posisi terendah enam tahun di bawah 69 sen AS yang disentuh pekan lalu. Yuan Tiongkok diambil 18,97 yen dari 18,88 yen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News