kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penyebab laba Delta Dunia Makmur (DOID) merosot 43.5%


Rabu, 30 Oktober 2019 / 20:50 WIB
Ini penyebab laba Delta Dunia Makmur (DOID) merosot 43.5%
ILUSTRASI. Kontraktor pertambangan batubara PT Bukit Makmur Mandiri Utama atau BUMA, anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID). Foto Dok DOID


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) membukukan laba bersih sebesar US$ 28,15 juta pada kuartal III 2019. Angka ini merosot 43.5% bila dibandingkan realisasi kuartal III 2018 sebesar US$ 49,80 juta.

Meski demikian, pendapatan emiten penghuni Indeks Kompas100 ini mengalami kenaikan menjadi US$ 690,33 juta. Pendapatan DOID naik sebesar 8,3% dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Laba bersih Delta Dunia Makmur (DOID) merosot 43,5%

Pendapatan terbesar masih disumbang oleh PT Berau Coal yakni sebesar US$ 335,11 juta (49% dari total pendapatan) atau naik 2% dari tahun lalu.

Disusul pendapatan dari PT Adaro Indonesia sebesar US$ 76,23 juta (11%), PT Kideco Jaya Agung sebesar US$ 65,30 juta (9%), dan PT Sungai Danau Jaya senilai US$ 23,59 juta atau 3% dari total pendapatan.

Head of Investor Relations Delta Dunia Makmur Regina Korompis mengatakan, salah satu penyebab laba DOID sepanjang kuartal III 2019 akibat turunnya harga batubara.

“Karena harga batubara tahun lalu dengan tahun ini berbeda,” ujar Regina kepada Kontan.co.id, Rabu (30/10).

Baca Juga: Hingga September, Delta Dunia Makmur (DOID) Keduk 37,8 Juta Ton Batubara

Kontan.co.id mencatat, penerimaan DOID dari PT Sungai Danau Jaya turun cukup signifikan menjadi hanya 3% dari pendapatan atau US$ 23,59 juta. Padahal sebelumnya, pendapatan dari PT Sungai Danau Jaya mencapai US$ 62,04 juta atau 10% dari total pendapatan.

Regina bilang, merosotnya pendapatan dari PT Sungai Danau Jaya akibat adanya kebijakan Domestic Market Obligation (DMO). ‘PT Sungai Danau Jaya itu kuotanya sudah penuh, mereka ada kena DMO,” sambung Regina.

Selain akibat merosotnya harga batubara, turunnya laba DOID diakui Regina juga akibat naiknya beban-beban DOID.

Jika menilik lebih lanjut dalam laporan keuangan DOID, beban-beban DOID juga terpantau naik pada kuartal III 2019. Beban pokok pendapatan DOID melonjak cukup tajam sebesar 17,89% menjadi US$ 567,79 juta.

Baca Juga: Volume overburden removal Delta Dunia Makmur tembus 301 juta bcm hingga September

Beban usaha juga naik menjadi US$ 36,83 juta. Pun begitu dengan beban keuangan yang naik 11,32% menjadi US$ 44,38 juta.

“Beban meningkat jika dibandingkan periode tahun lalu, sehubungan dengan perbedaan jumlah peralatan, tenaga kerja, dan sebagainya. Oleh sebab itulah yang mempengaruhi profit kami,” pungkas Regina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×