Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks IDX30 merupakan salah satu indeks yang banyak digunakan oleh pengelola dana sebagai acuan untuk membentuk portofolio investasi saham. Alasannya, penghuni indeks IDX30 adalah saham-saham yang berkapitalisasi besar dan memiliki likuiditas yang tinggi.
Akan tetapi, indeks ini menunjukkan kinerja yang kurang prima sejak awal tahun. Hingga Jumat (6/9), IDX30 hanya menguat 0,12% secara year-to-date (ytd). Kinerja IDX30 pun kalah moncer dibandingkan dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang telah menguat 1,85% secara ytd.
Analis Jasa Capital Utama Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, salah satu penyebab stagnannya kinerja IDX30 adalah akibat ketidakpastian ekonomi, salah satunya adalah perang dagang China dengan Amerika Serikat.
Akibatnya, investor (khususnya asing) terus menjual saham-saham berkapitalisasi besar.
Baca Juga: IHSG menguat tipis 0,03% ke 6.308 di akhir perdagangan pekan ini
“Saham-saham berkapitalisasi besar terkena outflow dari asing yang terus menjual sahamnya karena kondisi global,” kata Chris ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (6/9).
Di sisi lain, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, mandeknya kinerja IDX30 tidak lepas dari sentimen masing-masing saham penghuninya.
Saham-saham penekan seperti Indo Tambangraya Megah (ITMG) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) misalnya, terpengaruh sentimen negatif penurunan harga batubara.