Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) melaporkan adanya lonjakan yang signifikan dalam pangsa belanja iklan pada kuartal III-2021. MNCN membukukan pangsa pasar belanja iklan sebesar sebesar 51%, naik dari posisi belanja iklan pada periode yang sama tahun lalu sebesar 39%.
Di posisi kedua, ada grup PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dengan share belanja iklan 24%. Di posisi ketiga dan keempat ada Trans Corp dan Viva Grup dengan masing-masing porsi belanja sebesar 10%.
Manajemen MNCN mengatakan, naiknya belanja iklan sejalan dengan membaiknya pasar periklanan di Indonesia dan kinerja yang baik dari program MNCN di televisi.
MNCN mencatat 45,2% pangsa pemirsa di slot All Time per Oktober 2021 dan memperoleh 52,8% pangsa pemirsa di slot prime-time sampai dengan Oktober 2021. Ini artinya, MNCN memimpin audience share berdasarkan grup hingga Oktober 2021.
Baca Juga: Media Nusantara Citra (MNCN) dominasi pangsa pasar pemirsa
Analis Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan menilai, tingginya pangsa pemirsa MNCN karena MNCN dinilai lebih atraktif dalam membuat konten program/acara di televisi, terutama melalui RCTI.
Emiten besutan Harry Tanoe ini juga punya program spesial seperti Indonesia Idol hingga Master Chef yang tentu lebih menarik minat pemirsa dari kalangan milenial. Tidak lupa, pemirsa kalangan keluarga juga menjadi target dari MNCN. Sajian sinetron yang disajikan MNCN dinilai cukup menarik.
Karena trafik penontonnya paling besar, otomatis banyak perusahaan yang memilih beriklan di MNCN ketimbang SCMA. “Karena perusahaan terutama fast moving consumer good (FMCG) beriklan di stasiun TV yang paling banyak pemirsanya,” kata Steven kepada Kontan.co.id, Rabu (4/11).
Steven menyebut, belanja iklan dari perusahaan-perusahaan baru gencar dilakukan belakangan ini seiring pemulihan ekonomi nasional. Untungnya, belanja iklan masih ditopang dari perusahaan teknologi kan, seperti Tokopedia, Gojek, dan Lazada yang aktif beriklan.
Baca Juga: Hingga Oktober 2021, kontrak baru Wika Beton (WTON) capai Rp 4,2 triliun
Jenis konten yang lebih padat di acara TV membuat MNCN bisa mengantongi marjin EBITDA yang lebih superior ketimbang SCMA. Steven menyebut, marjin EBITDA MNCN berada di kisaran 41% sedangkan marjin EBITDA SCMA di kisaran 33%.
“Dalam hal bikin konten acara TV, MNCN lebih unggul daripada SCMA, sehingga marjin EBITDA lebih tinggi MNCN daripada SCMA,” sambung Steven.
Selanjutnya: Simak kinerja cemerlang Pinago Utama (PNGO) hingga kuartal III-2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News