Reporter: Merlina M. Barbara | Editor: Yudho Winarto
“Ngapain investasi kita kan masih mahasiswa, lha duit aja masih minta orang tua kok,”.
PERNYATAAN ini sontak terlontar dari Andi (21) mahasiswa semester II Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung (Unila) ketika ditanya soal investasi.
Setujukah anda dengan pendapat Andi? Menjawab pertanyaan ini, PT Eastspring Invesment Indonesia menggandeng Otoritas Jasa Keuangan kembali menyelenggarakan event Eastpring Tour de Campus 2015 pada Kamis (28/5) yang bertempat di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universtias Lampung.
Menurut Alfred Renaldi, Head of Bussines Partnership Eastpring Invesment Indoensia, usia 18 tahun adalah saat yang paling ideal untuk berinvestasi reksadana. Menurutnya, investasi awal tidak harus dengan modal yang besar.
Coba bayangkan, ketika berusia 18 tahun cukup dengan Rp 100.000 tiap bulannya, maka di usia 55 tahun bisa mendapatkan Rp 1 miliar rupiah. Namun, jika menunda berinvestasi hingga usia 35 tahun, maka jumlah setoran tiap bulan yang harus dibayar adalah Rp 350.000 untuk menghasilkan Rp 1 miliar.
“Lebih parah lagi jika baru berinvestasi di usia 40 tahun, untuk meraup Rp 1 miliar, anda harus menyetor Rp. 900.000 per bulan. Jadi, jika anda ingin untung maksimal dengan modal yang kecil, ayo investasi mulai sekarang,” ujar Alfred.
Alfred pun menambahkan, reksadana merupakan instrumen pasar modal yang paling sederhana sehingga sangat cocok untuk mahasiswa. Selain kemudahan investasi dalam jumlah yang terjangkau, mahasiswa tidak perlu repot untuk memikirkan pengelolaannya karena itu semua sudah dikelola oleh Manager Investasi yang profesional. Keuntungan lainnya adalah hasil investasi dan pencairan bukanlah objek pajak serta akan memberikan return yang lebih tinggi dibandingkan deposito bank.
Sementara itu bagi Nelson Siahaan, Kepala Bidang Pemantauan dan Analisis Laporan Pengelolaan Investasi Otoritas Jasa Keuangan, sangat penting bagi mahasiswa untuk memahami pasar modal karena perilaku mahasiswa cenderung konsumtif padahal memiliki waktu investasi jangka panjang.
“Mahasiswa harus belajar mencicil uang jajannya untuk berinvestasi. Kalau pengeluaran untuk nonton dan hang out bisa dicicil untuk investasi Rp 100.000 per bulan kan lumayan, masa untuk jalan-jalan bisa lebih dari Rp 100.000 per hari untuk investasi sebulan tidak bisa,” ungkap Nelson.
Paling penting buat mahasiswa untuk berinvestasi menurut Nelson adalah jangan takut resiko. Nelson menimpali, masyarakat yang sejahtera itu adalah masyarakat yang mempunyai pilihan termaksud salah satunya untuk berinvestasi dan berani terima resiko.
“Tidak ada investasi yang tanpa resiko. Jika tak mau resiko ya jangan berinvestasi. Saran saya bagi mahasiswa, jika ingin berinvestasi di reksadana pilihlah reksadana pasar uang yang memiliki tingkat resiko paling rendah dibandingkan jenis reksadana lainnya,” jelas Nelson.
Eastpring Tour de Campus sendiri adalah program edukasi investasi dalam bentuk seminar di tingkat universitas, yang bertujuan memperkenalkan dasar-dasar investasi, pengenalan terhadap industri investasi serta pemaparan peluang untuk berkarir di pasar modal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News