Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Masyarakat yang berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih terbilang sedikit. Bulan lalu, BEI mengatakan jumlah investor dalam negeri di pasar modal masih kurang dari 400.000 orang.
Para pemangku kepentingan (stakeholder) pasar saham di Indonesia pun terus melakukan sosialisasi dan edukasi masyarakat untuk berinvestasi di saham atau istilahnya memasyarakatkan pasar modal. Pihak sekuritas juga turut turun tangan untuk melakukan upaya tersebut, seperti PT Kresna Graha Sekurindo Tbk (Kresna Sekuritas).
Michael Steven, Direktur Utama Kresna Sekuritas menjelaskan bahwa pihaknya sudah menunjuk investor kawakan Lo Kheng Hong untuk membuat program roadshow dan sosialisasi pasar modal ke berbagai kota di Indonesia.
Michael menegaskan dengan berinvestasi di pasar modal, masyarakat dapat menikmati pertumbuhan perekonomian Indonesia. Dia bilang pertumbuhan pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia dari tahun ke tahun segaris lurus dengan tumbuhnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Apa yang dilakukan jika Indonesia bertumbuh? Kalau tidak tahu caranya maka sebagain besar masyarakat tidak akan menikmati pertumbuhan ekonomi. Saya khawatir terjadi disparitas kesenjangan ekonomi," ujar Michael.
Dia bilang, jika seluruh lapisan ekonomi masyarakat dapat berinvestasi di pasar modal dan kemudian perekonomian Indonesia terus tumbuh, maka masyarakat akan menikmati keuntungan yang ditaruh di pasar modal. Karena jika kalangan tertentu saja yang berinvestasi maka kalangan tersebut saja yang menangguk keuntungan.
Michael menjelaskan posisi Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang tinggi hingga tahun 2045 mendatang. "Indonesia akan mengalami masa keemasan dalam tahun-tahun mendatang," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News