kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.250   0,00   0,00%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Ini kelanjutan agenda Chandra Asri (TPIA), mulai dari rights issue hingga CAP2


Senin, 27 Juli 2020 / 18:48 WIB
Ini kelanjutan agenda Chandra Asri (TPIA), mulai dari rights issue hingga CAP2
ILUSTRASI. Proses penentuan investor strategis proyek Chandra Asri (TPIA) terus berlanjut.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek Chandra Asri Perkasa 2 (CAP2) milik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) masih terus bergulir di tengah pandemi Covid-19. Proses penentuan investor strategis terus berlanjut.

“Memang sedikit terkendala Covid-19, tetapi masih berlanjut. Untuk tahap final investor decision (FID) kami sesuaikan ke 2022. Kami tetap optimis proyek CAP kedua yang merupakan proyek stategis, optimistis akan kami jalankan,” ujar Suryandi, Direktur Chandra Asri Petrochemical saat paparan publik secara virtual, Senin (27/7).

Agenda lain yang masih dalam pipeline TPIA adalah rights issue. Suryandi mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu waktu yang tepat untuk mengekesekusi aksi korporasi tersebut.

Baca Juga: Chandra Asri Petrochemical (TPIA) merugi US$ 29,86 juta di semester I-2020

Chandra Asri menggelar rights issue untuk memperkuat kondisi keuangan sehubungan rencana TPIA dan anak usaha untuk mengembangkan usaha, salah satunya penambahan kapasitas produksi. TPIA berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 7,1 miliar saham dengan nilai nominal Rp 200.

TPIA mengantongi izin rights issue ini pada Februari 2020 kemarin. Pemegang saham yang tidak menggunakan haknya dalam rights issue ini akan terdilusi kepemilikannya hingga 29%.

Baru-baru ini, TPIA juga mendapatkan dukungan pembiayaan dari Bank DBS senilai US$ 195 juta atau setara Rp 2,9 triliun. Suryandi mengaku, hal ini merupakan langkah TPIA dalam memperkuat modal kerja.

Saat ini TPIA sedang memenuhi permintaan pasar khususnya untuk bahan-bahan pembuatan alat medis, seperti masker hingga alat pelindung diri. “Kami menyambut baik kepercayaan perbankan yang melihat produksi kami tetap berjalan untuk memenuhi permintaan pasar meskipun di saat pandemi  ini,” sambung Suryandi. Terlebih, TPIA telah melunasi US$ 125 juta pinjaman berjangka yang dijamin untuk mengurangi tingkat utang.

Baca Juga: Barito Pacific (BRPT) akan mengucurkan pinjaman US$ 252 juta untuk PLTU Jawa 9 dan 10

Andre Khor, Direktur Keuangan Chandra Asri Petrochemical menambahkan, pembayaran ini dilakukan lebih awal dengan menggunakan kas internal. Pembayaran ini dilakukan untuk meningkatkan fleksibilitas produsen petrokimia tersebut dalam mencari pendanaan hingga memperbaiki kondisi neraca keuangan.

Per semester I-2020, TPIA telah menghabiskan belanja modal hingga US$ 70 juta. Suryandi bilang, alokasi capex ini digunakan untuk pengembangan proyek MTBE dan Butene-1 yang akan direncanakan akan beroperasi Agustus 2020. Tahun ini, TPIA mengalokasikan capex hingga US$ 135 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×