Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) sudah menyiapkan sejumlah jurus dalam menghadapi kenaikan ongkos angkut (freight) yang diprediksi terus berlanjut di tahun depan lantaran terbatasnya space atawa kapal karena kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Corporate Secretary & Head of Investor Relations WOOD Wendy Chandra memaparkan, pihaknya telah melakukan beberapa langkah dalam memitigasi kondisi ini dengan cara membantu pelanggan dalam mendapatkan lebih banyak space dan container pengiriman.
"Selama ini kami menjual dengan shipping term free on board (FOB) di mana pelanggan menanggung biaya pengiriman. Namun dengan kondisi saat ini, kami membantu kustomer kami untuk mendapatkan lebih banyak space dan kontainer pengiriman dengan shipping term seperti Cost, Insurance, and Freight (CIF), Cost and Freight (CnF), Delivered Duty Unpaid (DDU) dan Delivered Duty Paid (DDP)," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (14/12).
Wendi bilang, dengan shipping term ini tentunya biaya pengiriman menjadi tanggungan WOOD. Namun, karena WOOD menggunakan shipping term FOB, maka semua biaya pengiriman yang Integra tanggung sudah dimasukkan ke dalam harga jual kepada kustomer.
Baca Juga: Integra Indocabinet (WOOD) menargetkan kenaikan penjualan 25% tahun depan
Oleh karena itu perubahan shipping term ini tidak mengganggu marjin keuntungan dan laba WOOD dapat terus bertumbuh. Selain itu, juga dapat membantu pelanggan dengan cepat menerima produk yang dipesan.
Meskipun ada kenaikan ongkos angkut, Wendy mengungkapkan, saat ini harga produk yang ditawarkan kepada pelanggan masih lebih kompetitif di banding negara pesaing lainnya.
Di tahun depan, Wendy menilai, prospek pertumbuhan penjualan akan terus meningkat dan memiliki peluang pertumbuhan yang sangat besar.
"Beberapa strategi yang telah dilaksanakan di tahun 2021 ini untuk menyambut pertumbuhan permintaan di 2022 adalah ekspansi kapasitas produksi. Perseroan telah mengakuisisi pabrik dengan area seluas 2,3 hektar di Lumajang yang dekat dengan lokasi sumber bahan baku kayu dan akan mulai beroperasi di awal tahun 2022," jelasnya.
Nantinya, pabrik tersebut akan menambah kapasitas produksi building component sekitar 20%, selain itu WOOD juga telah menambah kapasitas produk furnitur sebesar 5.000cbm.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News