kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Investor yang Cocok Berinvestasi di Securities Crowdfunding


Selasa, 05 April 2022 / 15:44 WIB
Ini Investor yang Cocok Berinvestasi di Securities Crowdfunding
ILUSTRASI. OJK mencatat industri SCF telah menghimpun dana senilai Rp 437 miliar per Februari 2022.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru meluncur di 2020, instrumen investasi securities crowdfunding (SCF) mendapat posisi di hati masyarakat yang ingin berinvestasi pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat industri SCF telah menghimpun dana senilai Rp 437 miliar per Februari 2022 sejak kemunculannya. Sementara dari sisi jumlah penyelenggara, kini yang sudah terdaftar di OJK sudah sebanyak sembilan platform.

CEO PT Investasi Digital Nusantara alias Bizhare, Heinrich Vincent mengungkapkan, saat ini investor yang melirik produk SCF terus bertumbuh dari tahun ke tahun. Hal tersebut terbukti dari bertambahnya investor Bizhare dibandingkan tahun lalu sebesar 320% secara year to date di tahun 2022 ini. Selain itu, monthly user growth juga meningkat hingga 10 kali lipat dibandingkan dengan Feb-Maret 2021.

Baca Juga: Mengintip Peluang Investasi dari Instrumen Securities Crowdfunding

Sejauh ini penerbit di Bizhare sudah menghasilkan omset sebesar Rp 141 miliar per Maret 2022. Para penerbit juga sudah membagikan dividen hingga lebih dari Rp 9 miliar dengan return yang sangat baik, hingga yang tertinggi mencapai 58%/tahun.

Budi Raharjo, Perencana Keuangan Oneshildt mengatakan tawaran imbal hasil dari SCF memang tinggi. Namun, perlu diingat bahwa tawaran investasi yang tinggi juga selalu diikuti oleh risiko yang tinggi. 

Sebelum investor terjun ke investasi di platform SCF, baiknya investor menyadari betul bahwa bisnis maupun perusahaan yang membutuhkan modal di SCF biasanya bukan perusahaan dengan skala besar seperti perusahaan terbuka di pasar modal. "Investasi di perusahaan terbuka tentunya berbeda risikonya sama perusahaan yang baru berdiri atau baru melakukan ekspansi awal," kata Budi, Senin (4/4). 

Baca Juga: Polisi Tahan Manajer Binomo, Ini Daftar Investasi Ilegal yang Dilarang Tahun 2022

Risiko SCF bisa lebih tinggi karena likuiditas saham dari perusahaan yang ada di SCF tidak setinggi likuiditas di pasar modal. "Terkadang investor kurang teliti potensi keuntungan dari SCF bukan capital gain penjualan saham di pasar sekunder tetapi pembagian hasil atau dividen dari bisnis," kata Budi. 

Alhasil, Budi menyarankan SCF cocok bagi investor yang tertarik berinvestasi langsung ke suatu bisnis tertentu. Atau investor yang memiliki visi sosial untuk mengembangkan UMKM juga cocok menanamkan modal investasinya di SCF. 

Selain itu, SCF juga cocok bagi masyarakat yang baru ingin belajar membuka bisnis. Sebelum terjun langsung berbisnis, SCF bisa dijadikan tempat belajar mengetahui seluk beluk berbisnis.

Baca Juga: Lagi, Fintech Siap Akuisisi Bank Kecil

"Misalnya saya baru mau buka restoran, tapi pengalaman dan modal belum cukup, bisa jadi investor di salah satu restoran dulu jadi bisa liat laporan keuangan dan memperhatikan bisnis secara langsung," kata Budi.

Karakter investor yang cocok untuk investasi di SCF adalah mereka yang agresif berharap untung besar dengan risiko yang juga tinggi, seperti jika bisnis yang belum sebesar perusahaan terbuka ini gagal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×