kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45936,50   8,15   0.88%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Faktor Pendorong Laba Bersih Sampoerna Agro (SGRO) Naik di Semester I-2022


Kamis, 28 Juli 2022 / 18:07 WIB
Ini Faktor Pendorong Laba Bersih Sampoerna Agro (SGRO) Naik di Semester I-2022
ILUSTRASI. Sampoerna Agro (SGRO) cetak kinerja mentereng di semester I-2022


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) berhasil mencetak kinerja positif sepanjang semester I-2022. Emiten perkebunan sawit ini membukukan laba bersih  sebesar Rp 539,12 miliar di periode enam bulan pertama 2022.

Asal tahu saja, jumlah tersebut naik 39,35% dari realisasi laba bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 386,88 miliar.

Dus, laba per saham dasar SGRO pun naik menjadi Rp 296 dari semula hanya Rp 213.

Mengutip laporan keuangan yang dipublikasikan di Harian Kontan, Kamis (28/7), kenaikan laba bersih ini terjadi saat pendapatan SGRO menurun tipis. SGRO membukukan pendapatan Rp 2,62 triliun di paruh pertama 2022. Jumlah ini turun 1,5% dari pendapatan di semester pertama 2021.

Head of Investor Relation Sampoerna Agro Stefanus Darmagiri mengatakan, penurunan pendapatan SGRO lebih disebabkan oleh turunnya volume produksi.

Baca Juga: Laba Bersih Sampoerna Agro (SGRO) Naik 39,35% di Semester I-2022

Dia menjabarkan, volume produksi tandan buah segar (TBS) SGRO mengalami penurunan sebesar 19% secara year-on-year (yoy) menjadi 790.000 ton sepanjang semester pertama 2022. Penurunan ini disebabkan oleh kondisi cuaca yang kurang mendukung di kuartal pertama 2022.

Di sisi lain, cuaca yang membaik pada kuartal kedua 2022 telah meningkatkan kegiatan panen, sehingga produksi tandan buah segar  mengalami peningkatan pada kuartal kedua tahun 2022 jika dibandingkan dengan kuartal pertama 2022.

“Sedangkan untuk kenaikan laba bersih lebih disebabkan oleh adanya penurunan pada beban pokok penjualan, beban penjualan dan pemasaran dan penurunan pada biaya keuangan pada semester pertama 2022,” terang Stefanus kepada Kontan.co.id, Kamis (28/7).

Memang, SGRO mampu menekan sejumlah beban selama periode enam bulan pertama 2022. Misalkan, beban pokok penjualan yang berhasil ditekan 14,35% menjadi Rp 1,54 triliun dari sebelumnya Rp 1,79 triliun. Beban penjualan dan pemasaran juga menurun 25,58% menjadi Rp 38,15 miliar.

 

Stefanus menilai, harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) dipengaruhi oleh mekanisme pasar dan masih sangat tergantung dengan kondisi produksi dan permintaan kelapa sawit dunia.

Ada sejumlah hal yang mempengaruhi harga CPO ke depan, seperti rencana implementasi Biodiesel B35, kondisi kekurangan tenaga kerja yang masih terjadi di Malaysia, peraturan dan regulasi pemerintah, pergerakan harga minyak nabati lainnya, dan harga minyak bumi dunia.

Per semester pertama 2022, SGRO telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 200 miliar. Sekitar 30% digunakan untuk aset tetap dan 70% untuk perkebunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×