Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sejumlah isu hangat diprediksi akan mempengaruhi pergerakan pasar finansial pada transaksi pagi ini. Berikut lima isu yang patut disimak yang sudah dirangkum KONTAN:
1. Posisi rupiah
Kurs rupiah masih rentan koreksi. Setelah sehari sebelumnya menguat tipis, rupiah kembali terjungkal, kemarin. Pasangan USD/IDR di pasar spot, Selasa (27/8), naik 4,50% menjadi 11.337 dibandingkan sehari sebelumnya. Sedangkan, dollar Amerika Serikat (AS) di kurs tengah Bank Indonesia (BI) naik 0,38% menjadi 10.883.
2. Posisi IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berwajah muram. Indeks mengakhiri perdagangan hari ini, anjlok 159,8 poin atau 3,7% ke 3.967,84.
Volume perdagangan hari ini mencapai 5,62 miliar atau setara dengan Rp 5,62 triliun. 278 saham ambles, hanya 33 saham yang naik tipis dan 37 saham tidak berubah.
3. Posisi Wall Street
Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa AS ditutup melemah tadi malam di New York. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu setempat, indeks S&P 500 tergerus 1,6% menjadi 1.630. Ini merupakan level penutupan terendah sejak 3 Juli dan hanya berjarak 4,6% dari level rekor terendah yang tercipta 2 Agustus lalu.
Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 1,1% menjadi 14.776,13. Indeks acuan ini sudah menurun selama delapan dari 10 sesi ke posisi terendahnya sejak 25 Juni.
4. Kondisi terakhir perekonomian Indonesia
Ekonomi Indonesia sesungguhnya amat rapuh akibat terlalu banyak menelan dana asing bersifat jangka pendek (hot money) yang masuk pasar finansial. Jika diibaratkan, timbunan dana asing di pasar modal itu serupa lemak jahat yang bisa membuat jantung perekonomian Indonesia berhenti mendadak. Saat hot money keluar, guncanglah ekonomi kita.
Satu tahun terakhir, sekitar US$ 50 miliar hot money masuk ke pasar finansial lokal. Ini terjadi sejak Amerika Serikat menggelontorkan dana stimulus (quantitave easing) hingga sekitar US$ 2 triliun.
Rezim devisa bebas yang dianut Indonesia membuat dana asing begitu mudah keluar masuk investasi Indonesia. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat aset asing di Indonesia pada akhir Juli lalu mencapai Rp 1.640 triliun atau setara US$ 164 miliar. Dana asing di Surat Berharga Negara (SBN) per 22 Agustus 2013 mencapai Rp 287,5 triliun atau setara dengan US$ 28 miliar.
Tentu kita susah membayangkan apa jadinya nilai rupiah jika duit asing yang mencapai US$ 192 miliar ini tiba-tiba berbondong-bondong keluar. Itulah yang terjadi saat ini.
5. Lelang SUN
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) berhasil menjaring dana segar melalui lelang surat utang negara (SUN). Total permintaan yang masuk dalam lelang, Selasa (27/8), mencapai Rp 23,01 triliun.
Head of Debt Capital Markets BCA Sekuritas, Herdi Ranuwibowo bilang, antusiasme investor masuk pada lelang kali ini disebabkan oleh tingginya imbal hasil yang ditawarkan pemerintah (lihat tabel). Investor yakin bahwa pemerintah akan mengabulkan permintaan yield yang diajukan investor untuk menutupi defisit APBN 2013.
Pada lelang kemarin, investor masih lebih banyak menyerbu seri SUN tenor pendek dan menengah. Di sisi lain, pemerintah mulai agresif memenangkan seluruh seri SUN, baik tenor pendek maupun tenor panjang demi mengejar target penerbitan. Alhasil, pemerintah memenangkan Rp 12 triliun permintaan.
(ilustrasi foto: www.shutterstocks.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News