Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero akan menerbitkan obligasi dengan total nilai Rp 1,67 triliun. Ini merupakan lanjutan dari program penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi perseroan.
Pada penerbitan tahap ke dua ini, PLN akan menerbitkan dua jenis obligasi, konvensional dan syariah. Nilai emisi untuk obligasi konvensional ini adalah sebesar Rp 1,24 triliun. Obligasi ini akan dipecah menjadi dua seri.
Seri A senilai Rp 593 miliar. Obligasi bertenor 5 tahun ini menawarkan tingkat bunga tetap sebesar 9% per tahun. Selanjutnya, obligasi seri B memiliki nilai pokok Rp 651 miliar dengan kupon 9,6% per tahun. Surat utang ini akan jatuh tempo dalam kurun waktu 10 tahun sejak tanggal emisi.
Di saat yang sama, BUMN setrum ini juga menawarkan sukuk ijarah dengan total emisi senilai Rp 429 miliar. Surat utang ini juga terbit dalam dua seri, seri A dan seri B. Tenor masing-masing sukuk ijarah adalah 5 tahun dan 10 tahun.
Nilai sukuk seri A sebesar Rp 321 miliar. Cicilan mbalan ijarah yang dibayarkan sebesar Rp 90 juta per 1 miliar per tahun. Sedangkan seri B, nilai emisi Rp 108 miliar dengan cicilan imbalan ijarah Rp 96 juta per 1 miliar per tahun.
Periode pembayaran bunga dan imbalan seluruh surat utang PLN tahap II ini adalah setiap tiga bulan. Pembayaran pertama akan dilakukan 10 Maret 2014. Obligasi konvensional dan sukuk ijarah PLN ini mendapat rating AAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Ada empat perusahaan sekuritas yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi (underwriter) obligasi dan sukuk ijarah. Mereka adalah PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Standard Chartered Securities Indonesia.
Masa penawaran akan berlangsung dua hari, yakni 4 Desember dan 5 Desember 2013. Setelah itu akan dilakukan penjatahan. Jika tidak ada aral melintang, pada 11 Desember 2013 mendatang kedua efek anyar ini sudah bisa dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sekedar informasi, total emisi PUB PLN mencapai Rp 12 triliun. Sebesar Rp 10 triliun merupakan obligasi konvensional, sisanya sukuk ijarah. Pada tahap pertama, perseroan sudah menerbitkan surat utang sebanyak Rp 1 triliun. Perinciannya, Rp 879 miliar dalam bentuk obligasi konvensional, sisanya Rp 121 miliar berupa sukuk ijarah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News