Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Banyaknya industri keuangan non bank (IKNB) yang memburu Surat Utang Negara (SUN) menjadi faktor pemicu ramainya lelang, Selasa (12/4).
"Masih banyak institusi yang membutuhkan SUN untuk memenuhi kewajiban sesuai POJK (peraturan otoritas jasa keuangan) yanng baru," ujar Analis obligasi PT Asanusa Asset Management Akuntino Madhany, Jakarta, Selasa (12/4).
Aturan yang dimaksud merupakan nomor 1/POJK.05/2016 tentang Investasi SBN bagi lembaga jasa keuangan non bank yang diterbitkan Januari 2016. Aturan ini mengatur minimal investasi di SBN oleh industri asuransi, dana pensiun saja, lembaga penjaminan, badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) ketenagakerjaan serta BPJS kesehatan.
Selain itu, investor juga tertarik lantaran masih menariknya yield SUN. Dia menghitung, spread SUN masih lebih tinggi dibandingkan inflasi secara historis.
"Rata-rata spread SUN bertenor 20 tahun dibandingkan inflasi mencapai 2,2%," ujar Akuntino.
Pemerintah mengalami kelebihan permintaan hampir tiga kali dari target indikatif yang ditetapkan semula Rp 12 triliun dalam lelang SUN, Selasa (12/4).
Dalam lelang ini, total permintaan yang masuk mencapai Rp 32,03 triliun. Pemerintah kemudian memenangkan lelang sebesar Rp 18 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News