kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,51   -5,84   -0.63%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini dampak corona terhadap rencana bisnis emiten tambang batubara


Jumat, 27 Maret 2020 / 09:05 WIB
Ini dampak corona terhadap rencana bisnis emiten tambang batubara


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus corona (Covid-19) ternyata tidak menyurutkan rencana bisnis beberapa emiten pertambangan batubara.

PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) misalnya, masih tetap berencana untuk memproduksi batubara sesuai dengan target yang telah ditentukan. “Target produksi masih sama dengan target sekitar 4 juta ton, deviasi kurang lebih 10%,” ujar Sekretaris Perusahaan Mitrabara Adiperdana Chandra Lautan kepada Kontan.co.id, Kamis (26/3).

Hal yang sama juga dilakukan oleh PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Kepada Kontan.co.id, Direktur & Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan sejauh ini tidak ada perubahan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex), begitu pula dengan alokasi penggunaannya.

Adapun tahun ini Dileep bilang BUMI akan menggelontorkan capex sebesar US$ 50 juta hingga US$ 60 juta dan akan digunakan untuk perawatan dan untuk biaya sebagian eksplorasi. Dari segi produksi, BUMI juga masih pede dengan target semula yaknin 90 juta ton – 95 juta ton tahun ini.

Baca Juga: India terapkan kebijakan lockdown, begini kata pelaku usaha sektor batubara

Begitu pula yang dilakukan oleh PT Harum Energy Tbk (HRUM). Direktur Utama Harum Energy Ray Gunara mengatakan sejauh ini belum ada perubahan untuk anggaran belanja modal. Tahun ini, HRUM mengalokasikan capex sekitar US$8 juta

Meski demikian, Ray mengatakan adanya kemungkinan penyesuaian anggaran jika diperlukan nantinya. “Kami terus memantau perkembangan pasar dan dampak dari Covid-19 dan kami akan melakukan penyesuaian anggaran jika diperlukan,” ujar Ray ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (26/3).

Dalam risetnya pekan lalu, Analis Danareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri mengatakan adanya risiko tinggi dari segi pendapatan bagi perusahaan batubara di tengah pandemi Covid-19 yang diakibatkan pelemahan permintaan yang akan semakin menekan harga batubara.

Baca Juga: Penjualan alat berat turun, penjualan batubara United Tractors (UNTR) justru naik

Wabah Covid-19 di negeri Tirai Bambu menyebabkan tambang batubara di negara tersebut menghentikan produksi dalam upaya mengurangi penularan penyakit ini. Dengan demikian, produksi batubara domestik China turun sebesar 6,3% secara tahunan dengan impor batubara yang kuat (+ 33,1% yoy) pada dua bulan pertama 2020.

Namun, dengan pemulihan bertahap produksi domestik setelah wabah di China mereda dan mengingat pandemi global berdampak pada kegiatan ekonomi di seluruh dunia, Stefanus memperkirakan harga batubara yang rendah berlanjut tahun ini.

Selain itu, China juga telah mulai membatasi impor batubara di pelabuhan-pelabuhan tertentu yang telah memenuhi kuota. “Sementara permintaan dari India diperkirakan akan tetap lemah mengingat pertumbuhan ekonomi yang lemah, pelemahan aktivitas industri, dan ekspektasi akan adanya penurunan lebih lanjut terhadap harga batubara,” tulis Stefanus dalam riset, 19 Maret 2020.

Baca Juga: Pemerintah Yakin DMO Batubara Bisa Terpenuhi

Stefanus melihat risiko tinggi dari sisi pendapatan penambang batubara karena wabah Covid-19 telah mengurangi permintaan batubara dan semakin melemahkan harga emas hitam tersebut.

Meski demikian, harga minyak mentah yang rendah dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dapat membantu memoderasi dampak dari wabah ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×