kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.692.000   -2.000   -0,12%
  • USD/IDR 16.455   -90,00   -0,55%
  • IDX 6.485   -120,73   -1,83%
  • KOMPAS100 947   -17,38   -1,80%
  • LQ45 731   -16,06   -2,15%
  • ISSI 204   -1,87   -0,91%
  • IDX30 378   -10,17   -2,62%
  • IDXHIDIV20 460   -10,54   -2,24%
  • IDX80 107   -1,84   -1,69%
  • IDXV30 113   -1,14   -1,00%
  • IDXQ30 124   -3,16   -2,48%

Ini Cara Solusi Sinergi Digital (WIFI) Dapat Untung dari Internet Rp 100.000


Kamis, 27 Februari 2025 / 17:32 WIB
Ini Cara Solusi Sinergi Digital (WIFI) Dapat Untung dari Internet Rp 100.000
ILUSTRASI. Solusi Sinergi Digital (WIFI) mengenalkan layanan Internet Rakyat dengan tarif Rp 100.000 per bulan setiap pelanggan


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) mengenalkan layanan Internet Rakyat untuk menjangkau masyarakat kelas menengah ke bawah dengan tarif Rp 100.000 per bulan setiap pelanggan. 

Direktur Solusi Sinergi Digital Shannedy Ong menjelaskan, pihaknya ingin membawa internet yang terjangkau ke masyarakat menengah ke bawah dengan pengalaman pelanggan yang tinggi. 

Untuk bisa mencapai target tersebut, WIFI telah didukung oleh backbone dengan fiber optik sepanjang 7.000 kilometer yang membentang dari jalan kereta Merak–Banyuwangi. 

"Objektif bisnis kami sangat sederhana, yaitu menawarkan internet yang terjangkau di harga Rp 100.000 per pelanggan setiap bulannya dengan kecepatan hingga 10 Mbps," kata Shannedy, Rabu (26/2). 

Untuk bisa mencapai target tersebut, WIFI memiliki model bisnis kolaborasi dengan penyedia internet lokal baik di tingkat kota maupun kabupaten melalui skema revenue sharing.

Baca Juga: Buat Internet Rakyat, Emiten Hashim, Solusi Sinergi (WIFI) Bidik 40 Juta Rumah Tangga  

Menurutnya, agar penetrasi internet di Indonesia lebih tinggi perlu harga yang lebih terjangkau. Dalam hitungan WIFI, total yang dikeluarkan sekitar Rp 39.660 setiap pelanggan. 

Dengan rinciannya, value-added tax (VAT) sekitar Rp 9.910. Kemudian revenue sharing dengan ISP lokal sekitar 20% atau Rp 20.000. Lalu biaya bandwidth sekitar Rp 6.750. 

WIFI juga mengeluarkan biaya operational expenditure (opex) termasuk biaya karyawan sebesar Rp 3.000. Alhasil, biaya yang dikeluarkan WIFI mencapai Rp 39.660. 

"Jadi kami punya EBITDA Margin 60% atau 60.000 dengan cost leadership, memungkinkan kami menawarkan internet yang sangat terjangkau dengan merek Starlite," ucap Shannedy. 

Shannedy menjelaskan dengan 150.000 home connect, saat ini take up rate eksisting WIFI mencapai 90%. Take up rate merupakan rasio home connect dengan home pass yang terpasang. 

Contohnya, sebuah Internet Service Provider (ISP) memiliki 1.000 home pass tetapi penetrasi home connect hanya 100. Maka take up rate ISP tersebut hanya 10%. 

Shannedy mengatakan semakin tinggi take up rate, maka semakin tinggi efisiensi biaya dari sisi belanja modal atau capital expenditure (capex) setiap pelanggan. 

 

Selanjutnya: Kesepakatan dengan Honda Gagal, Nissan Bersiap Ganti CEO

Menarik Dibaca: Finetiks & Bank Victoria Tawarkan Tabungan Digital dengan Imbal Hasil Hingga 6,25%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×