kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

INAF targetkan laba melonjak 30 kali


Kamis, 26 Februari 2015 / 07:02 WIB
INAF targetkan laba melonjak 30 kali
ILUSTRASI. Leonid Mikhelson sudah terbukti memiliki keahlian di bisnis minyak dan gas dari dunia pendidikan.


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Manajemen PT Indofarma Tbk (INAF) optimistis, kinerja keuangan pada tahun ini mampu melambung tinggi. Emiten farmasi pelat merah ini menargetkan laba bersih mencapai Rp 33 miliar. Jumlah itu melonjak 30 kali lipat daripada keuntungan pada akhir tahun lalu.

Mengacu laporan keuangan per 31 Desember 2014 yang belum diaudit, INAF meraup laba sekitar Rp 1,1 miliar. Sedangkan sepanjang tahun 2013, emiten ini  menderita rugi bersih senilai Rp 54,22 miliar. "Kami sudah recovery dari kerugian tahun 2013 lalu. Ini karena efisiensi, beban turun banyak," ungkap Yasser Arafat, Sekretaris Perusahaan INAF kepada KONTAN, 
Rabu (25/2).

Dia menyebutkan, kenaikan laba ini merupakan buah pengelolaan perusahaan dan keuangan secara benar. Yasser mengakui INAF sebelumnya sungguh tidak efisien. Namun, kini INAF telah meningkatkan efisiensi pada sejumlah tahapan, mulai dari proses produksi, sumber daya manusia (SDM), hingga pengadaan barang.

Terkait pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, manajemen INAF telah melakukan mitigasi demi mengurangi risiko nilai tukar kurs. Pertama, INAF menyimpan stok bahan baku yang cukup banyak. Kedua, pembelian bahan baku dilakukan dalam denominasi rupiah. Selama ini, INAF bergantung pada impor lantaran sebagian bahan baku obat berasal dari luar negeri.

Tahun ini, INAF menargetkan pendapatan mencapai Rp 1,7 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 20% dari pendapatan di tahun lalu senilai Rp 1,39 triliun. Penjualan obat dari rumahsakit, apotek, tender, e-katalog, dan non e-katalog merupakan penyumbang terbesar pendapatan INAF.

INAF terus memperkuat pendapatan dengan menjadi pemasok obat generik dalam sistem e-katalog di Kementerian Kesehatan. Indofarma menargetkan penjualan Rp 250 miliar dari bisnis tersebut. Proyeksi itu tumbuh 25% daripada realisasi penjualan obat generik dengan sistem e-katalog pada tahun lalu, yakni sebesar Rp 200 miliar.

Harga saham INAF kemarin naik 3,36% menjadi Rp 308 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×