Reporter: Dina Farisah | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) rutin memonitor dan menganalisa peringkat emiten. Dari monitoring tersebut, Pefindo kemudian menaikkan atau memangkas peringkat ataupun prospek emiten.
Analis divisi korporasi PT Pefindo Niken Indriarsih menjelaskan, pihaknya bukan tanpa alasan menurunkan peringkat atau prospek emiten. Revisi atas peringkat maupun prospek khususnya diberikan kepada emiten yang memiliki porsi utang besar dalam denominasi dollar AS.
Kondisi ini cukup mengganggu neraca keuangan emiten, mengingat masih besarnya ketergantungan impor bahan baku. "Sektor konsumer, marginnya tertekan akibat depresiasi rupiah. Terlebih karena sektor ini masih impor bahan baku," jelas Niken.
Niken bilang, meski harga komoditas sedang jatuh, namun depresiasi rupiah tetap membebani kinerja emiten. Apalagi saat kondisi perlambatan ekonomi saat ini, masyarakat relatif menahan diri untuk berbelanja.
Pada situasi masyarakat yang cenderung mengerem berbelanja ini, emiten yang bersangkutan juga semakin bengkak dari sisi utang. Selain sektor konsumer, sektor properti juga terkena imbas perlambatan ekonomi. Beberapa proyek properti ada yang tertunda.
Untuk diketahui Pefindo memangkas peringkat dan prospek lima emiten. Kelima emiten tersebut adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Indomobil Wahana Trada Tbk (IMAT), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Wika Realty Tbk (WKTY).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News