kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini alasan analis rekomendasikan saham INCO


Rabu, 15 Agustus 2018 / 16:18 WIB
Ini alasan analis rekomendasikan saham INCO
ILUSTRASI. Produksi nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO)


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis masih menjagokan saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Alasannya, harga nikel global yang masih dalam tren tinggi.

Tingginya harga komoditas tersebut tercermin dari kinerja keuangan INCO. Kuartal II-2018, perusahaan mencetak laba bersih US$ 22,5 juta, naik 11% dibanding kuartal I-2018. Secara tahunan, kenaikannya bahkan mencapai 247%.

Di sisi lain, pertumbuhan konsumsi baja di China diperkirakan sebesar 5%-7%. "Dengan asumsi itu, kami perkirakan harga nikel dunia terjaga diatas US$ 14.000 per ton tahun ini dan US$ 14.750 per ton tahun depan," ujar Firman Hidayat, analis NH Korindo Sekuritas, Rabu (15/8).

Ia mengatakan, konsumsi nikel saat ini memang masih didominasi oleh industri baja. Hanya sedikit nikel yang digunakan untuk industri baterai.

Namun, industri mobil listrik kedepan bakal semakin menggeliat. Sehingga, permintaan nikel untuk pembuatan baterai meningkat. Ini menjadi sentimen positif bagi INCO.

Firman memprediksi, INCO bakal menutup tahun ini dengan pertumbuhan pendapatan 29% menjadi US$ 812 juta. Tahun depan, kenaikannya diprediksi sekitar 12% menjadi US$ 906 juta.

Sementara, laba bersih tahun ini diperkirakan US$ 93 juta. Tahun depan, laba bersihnya bisa mencapai US$ 136 juta.

Karena itulah, Firman merekomendasikan buy saham INCO dengan target harga Rp 5.325 per saham. Saham INCO hari ini naik 1% ke level Rp 3.990 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×