Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Seperti halnya efek-efek yang masuk unusual market activity (UMA), saham yang masuk perangkap suspensi pun berkurang.
Hal ini terlihat dari data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mencatat ada 13 efek yang terkena suspensi hingga April 2014. Dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah ini jauh berkurang.
Sampai dengan akhir April 2013, jumlah efek yang mengalami penghentian perdagangan sementara mencapai 25 efek. Jumlah ini termasuk PT Onix Capital Tbk (OCAP) yang meminta suspensi sukarela.
Dari segi frekuensi pun, tahun lalu lebih tinggi. Ada beberapa efek yang mengalami suspensi lebih dari satu kali. Misalnya, saham PT Tanah Laut Tbk (INDX) yang mengalami dua kali suspensi.
Lalu PT Alam Karya Unggul Tbk (AKKU) dan PT Permata Prima Sakti Tbk (TKGA). Berikut daftar efek yang terkena suspensi sepanjang 2014;
17 April: Penghentian perdagangan efek PT Rimo Catur Lestari Tbk (RIMO)
20 Maret: Penghentian perdagangan saham PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI)
13 Maret; Pengentian waran seri I BALI (sudah dibuka pada 14 Maret 2014)
7 Maret; Penghentian perdagangan efek PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP)
3 Maret; Penghentian efek PT Mayora Indah Tbk (MYOR). *sudah dibuka pada 5 Maret 2014
28 Februari: penghentian perdagangan efek PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK). *sudah dibuka pada 3 Maret 2014
19 Februari: Penghentian perdagangan efek PT Central Omega Resources Tbk (DKFT)
17 Februari: Penghentian perdagangan efek PT Steady safe Tbk (SAFE)
17 Februari: Penghentian perdagangan efek PT Intikeramik Alamasari Industri Tbk (IKAI). *dibuka di hari yang sama
17 Februari: Penghentian perdagangan efek PT Asia Natural Resources Tbk (ASIA)
13 Februari: Penghentian perdagangan waran seri II PT Smartfren Telecom Tbk (FREN-W). *dibuka di hari yang sama
21 Januari: Penghentian perdagangan saham PT Citra Mineral Investindo Tbk (CITA)
20 Januari: Penghentian perdagangan saham PT Bank of India Indonesia Tbk (BSWD).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News