Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepuluh perusahaan tercatat di Indonesia masuk dalam kategori ASEAN Asset Class (aset berkelas) yang dinilai memiliki tata kelola perusahaan yang baik dan layak dilirik kalangan investor global.
Hasil penilaian Asean Corporate Governance Scorecard (ACGS) dari 100 perusahaan tercatat atau Publicly Listed Companies (PLCs) dengan kapitalisasi pasar paling besar di tiap negara menunjukkan bahwa tingkat praktik tata kelola yang baik dan pengungkapan lebih dipengaruhi oleh sikap dari manajemen puncak dibanding ukuran perusahaan tercatat tersebut.
Angela Simatupang, Corporate Governance Expert (CG Expert) menjelaskan, ACGS dibuat dalam rangka mendukung upaya untuk meningkatkan kepercayaan investor atas kualitas perusahaan di regional ASEAN. Hasil penilaian ASEAN Asset Class tahun 2019, terdapat sepuluh perusahaan tercatat Indonesia yang masuk dalam daftar ASEAN Asset Class dengan nilai 97,5 ke atas.
Baca Juga: IHSG melejit 2,48%, cek PER dan PBV terbaru saham-saham big cap
“Terdapat peningkatan sebesar 25% jika dibandingkan pada tahun 2017 yaitu sebanyak delapan perusahaan tercatat” ujar Angela dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (9/6).
Pakar yang ditunjuk oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mewakili Indonesia di Forum ASEAN Corporate Governance tersebut menambahkan, untuk peringkat ACGS Indonesia yang dinilai dua tahunan secara rata-rata menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 0,3%, dari 70,59 pada tahun 2017 menjadi 70,8 pada tahun 2019.
Skor tertinggi meningkat sebesar 3,9%, dari 109,61 menjadi 113,84. Namun, skor terendah menurun sebesar 8,12%, dari 40,9 menjadi 37,58.
Dia menjelaskan tujuan dari ASEAN Corporate Governance Initiative yang diperkenalkan oleh ASEAN Capital Markets Forum (ACMF) antara lain meningkatkan standar dan praktik tata kelola perusahaan terbuka di ASEAN, memberikan visibilitas internasional yang lebih baik mengenai perusahaan terbuka di ASEAN yang memiliki tata kelola yang baik dan layak untuk menjadi target investasi, mendukung inisiatif ACMF lainnya, serta mempromosikan perusahaan di ASEAN sebagai aset yang berkelas (asset class).
ACMF pun bertindak sebagai forum regulator pasar modal di negara ASEAN.
Terdapat terdapat tiga perusahaan tercatat yang mendapat skor ACGS tertinggi, yakni PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Baca Juga: IHSG dibuka menguat 1,21% ke 5.231,98 pada perdagangan hari ini (9/6)
Sementara perusahaan tercatat lainnya yang masuk dalam kategori ASEAN Asset Class lainnya adalah PT Antam Tbk (ANTM), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Permata Tbk (BNLI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT Maybank Indonesia Tbk (BNII).
Adapun skor untuk kesepuluh perusahaan tersebut adalah sebagai berikut.
- BNGA: 113,84
- BBTN: 110,29
- BBRI: 110,22
- ANTM: 109,04
- BMRI: 107,33
- BBCA: 101,93
- BNLI: 100,16
- JSMR: 99,61
- EXCL: 99,59
- BNII: 98,36
Selain itu, ada tiga perusahaan yang mencatat kenaikan skor signifikan, yakni PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) naik 20,73% menjadi 74,04, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) naik 20,68% menjadi 83,36 dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 19,06% menjadi 65,03.
Hasil penilaian menunjukkan bahwa tingkat praktik tata kelola yang baik dan pengungkapan sangat dipengaruhi oleh sikap dari manajemen puncak perusahaan daripada ukuran perusahaan.
"Selain itu, ketersediaan peraturan yang lebih ketat juga berperan signifikan dalam penerapan praktik tata kelola yang baik, seperti ditunjukkan oleh pencapaian lebih tinggi skor yang dibukukan perusahaan tercatat perbankan,” jelas Angela yang juga merupakan salah satu tokoh penyusun pedoman tata kelola perusahaan yang baik di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News