kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Inggris memangkas bunga, poundsterling berpeluang melemah terhadap euro


Kamis, 12 Maret 2020 / 17:43 WIB
Inggris memangkas bunga, poundsterling berpeluang melemah terhadap euro
ILUSTRASI. Pergerakan pasangan kurs EUR/GBP berpeluang untuk bullish pada perdagangan di akhir pekan ini.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan pasangan kurs EUR/GBP berpeluang untuk bullish pada perdagangan di akhir pekan ini (13/3). Apalagi, usai Bank Sentral Inggris (BoE) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya, mata uang poundsterling cenderung melemah.

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Kamis (12/3) pukul 16.09 WIB, pasangan kurs EUR/GBP tercatat menguat sebanyak 0,44% ke level 0,8829.

Analis HFX Internasional Berjangka Ady Phangestu mengatakan, kondisi anggaran pemerintah Inggris yang kurang baik mendorong BoE secara mendadak untuk memangkas tingkat suku bunga acuannya ke level 0,25%. Pemerintah Inggris memperkirakan kondisi anggaran negara di semester pertama 2020 akan tertekan akibat dampak dari sebaran virus corona.

Baca Juga: Poundsterling berpotensi melanjutkan pelemahan hingga akhir pekan

Ke depan, Inggris juga berencana menggelontorkan stimulus fiskal US$ 39 miliar untuk menahan goncangan ekonomi yang mungkin terjadi di Negeri Ratu Elizabeth akibat pandemi corona. Dana tersebut akan dialirkan untuk mendorong kesejahteraan masyarakat, memberikan dukungan bisnis, dan perubahan gaji bagi yang sakit.

Sementara itu, Menteri Keuangan Rishi Sunak mengklaim paket fiskal yang digelontorkan bakal lebih besar daripada respons negara lain terhadap situasi virus corona sejauh ini. Dia mengatakan, kebijakan tersebut sejalan dengan kesiapan Departemen Keuangan dalam menghadapi kemungkinan resesi.

Bahkan, ke depan pemerintah Inggris menyatakan hanya ada sedikit ruang untuk kebijakan moneter. Meskipun begitu, pasar berharap BoE bakal mengumumkan langkah-langkah pelonggaran kuantitatif baru dalam pertemuan berikutnya.

Baca Juga: Anies: Formula E berisiko besar jika dihadiri wisatawan dari negara terjangkit corona

Di sisi lain, Ady menilai risiko resesi meningkat karena penyebaran virus corona dan semakin mengganggu rantai pasokan hingga kehidupan publik di seluruh Eropa. Untuk itu, pemotongan suku bunga darurat oleh BoE, turut memberikan tekanan berlebih bagi Bank Sentral Eropa (ECB) untuk memberikan paket stimulus akhir pekan ini (14/3).

Ruang tersebut tampak dari bocornya pernyataan Gubernur Bank Sentral ECB Christine Lagarde yang memberikan kesan seolah-olah kepala bank sentral tersebut siap untuk bertindak bahkan sebelum pengumuman BoE. Namun, tidak tersisa banyak ruang untuk pemangkasan suku bunga ECB, meskipun ada kemungkinan pemotongan suku bunga deposito 10 bps dalam waktu dekat.

"Ini akan menjadi sinyal penting dan ECB kemungkinan akan mengubah pengecualian untuk membatasi biaya bagi bank, terutama untuk mendapatkan pendanaan bagi perusahaan yang terkena dampak virus corona," jelas Ady kepada Kontan.co.id, Kamis (12/3).

Baca Juga: Inggris akan memungut retribusi untuk mengatasi pencucian uang

Apalagi, Italia telah menjadi negara yang paling terpukul di UE dan terancam mengalami defisit akibat terdampak penyebaran virus corona. Belum lagi, Italia juga memiliki obligasi yang mendekati jatuh tempo dan menanti kucuran stimulus fiskal dari pemerintah.

Pembelian aset tambahan Italia sedikit banyak dianggap bakal memberikan dukungan, sedangkan pembelian obligasi korporasi akan membantu mengamankan pendanaan, terutama di industri yang paling terkena dampak dari virus corona. Jika keadaan memburuk, ECB masih memiliki ruang untukĀ  membahas pelebaran program quantitative easing (QE) termasuk saham.

Sementara itu, secara teknikal indikator RSI berada di area jenuh beli dan berada dalam laju tren naik. Sedangkan untuk indikator stochastic masih di area jenuh beli dan tengah reli melaju dengan tren naik. Sedangkan untuk indikator MACD masih pada zona beli.

Baca Juga: Brexit jadi pemberat pasangan GBP/USD

Di samping itu, untuk rata-rata harga bergerak atau moving average (MA)50, MA120, dan MA200 mendukung tren kenaikan harga. Level resistance untuk perdagangan besok (13/3) berada di kisaran 0,8900 - 0,8925 - 0,9000. Sedangkan untuk level support 0,8750 - 0,8675 - 0,8625.

"Rekomendasi untuk besok adalah buy dengan tren harga masih bullish," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×