kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Inflasi terjaga, rupiah menguat ke Rp 15.203 per dollar AS


Kamis, 01 November 2018 / 19:28 WIB
Inflasi terjaga, rupiah menguat ke Rp 15.203 per dollar AS
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Disa Ayulia Agatha | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi Oktober, rupiah tertopang dalam perdagangannya di awal bulan Kamis (1/11).

Rupiah menguat tajam sebesar 0,49% ke level Rp 15.203 per dollar Amerika Serikat (AS) di pasar spot. Setali tiga uang, mata uang Garuda juga menguat 0,21% menjadi Rp 15.195 per dollar AS dalam data Jakarta Interbank Spot Dollar (JISDOR).

Pasalnya, inflasi bulan lalu terbilang rendah, hanya 0,28% month-to-month (mtm).

Secara tahun berjalan atau year-to-date (ytd) sebesar 2,22%. Sedangkan secara tahunan atau year-on-year (yoy) mencapai 3,16%.

“Datanya merangkak lebih tinggi dari ekspektasi. Kalau meningkat sedikit lagi, peluang Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga juga besar,” ujar Lukman Leong, Analis Valbury Asia Futures. Selain itu faktor besarnya pelemahan pada dollar terhadap mata uang emerging juga memberikan kekuatan pada rupiah.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, dollar masih bergerak mix walaupun data ADP national employment menunjukkan bahwa pembayaran gaji sektor swasta bulan Oktober naik dengan laju tertinggi.

“Datanya meningkat ke 227.000 dari ekspektasi 187.000, ini mengindikasikan data NFP yang dirilis besok juga cenderung meningkat,” kata Joshua. Namun pergerakkan dollar tersebut tertahan dari peningkatan poundsterling yang meningkat akibat berita positif dari hasil negosisasi Brexit.

Persetujuan APBN

Dari dalam negeri, DPR sudah menyepakati Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 dengan defisit fiskal disetujui di bawah 2%. Hal tersebut membuat sentimen positif di pasar obligasi. “Hari ini yield sun rata-rata turun berarti impuls di hari ini cukup besar terutama sun tenor 10 tahun sekarang di 8,48%,” jelas Josua.

Selain itu, penguatan rupiah semakin terdorong bertepatan dengan peluncuran implementasi Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) oleh BI yang diharapkan menahan rupiah. Mata uang Asia yang dominan menguat juga didukung oleh pembicaraan mengenai ketegangan perang dagang yang dilakukan di akhir bulan ini sebelum G-20 meeting.

Menurut Joshua, rupiah masih berpotensi kembali menguat di rentang Rp 15.085-Rp 15.150 per dollar AS. Sedangkan Lukman memproyeksikan rupiah di perdagangan akhir minggu berada di level Rp 15.075-Rp 15.200 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×