kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.521.000   11.000   0,73%
  • USD/IDR 15.619   -28,00   -0,18%
  • IDX 7.777   -11,68   -0,15%
  • KOMPAS100 1.205   -1,91   -0,16%
  • LQ45 954   -0,74   -0,08%
  • ISSI 235   -1,07   -0,45%
  • IDX30 492   0,00   0,00%
  • IDXHIDIV20 587   -1,15   -0,20%
  • IDX80 137   -0,28   -0,21%
  • IDXV30 143   -0,40   -0,28%
  • IDXQ30 163   -0,13   -0,08%

Inflasi tekan harga SUN ke level terendah


Senin, 17 Januari 2011 / 09:49 WIB


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Aksi jual investor asing tidak cuma berlangsung di bursa saham saja. Investor asing juga melepas Surat Utang Negara (SUN) dari portofolio mereka.
Tekanan jual terhadap SUN bisa terlihat dari pergerakan indeks harga SUN yang menyentuh 100,8 pada Jumat pekan lalu. Itu merupakan indeks SUN terendah sejak pertengahan tahun silam.

Penurunan menimpa nyaris seluruh tenor. SUN dengan jangka menengah, seperti FR0055, mencapai titik 97,5, akhir pekan lalu. Itu merupakan level terendahnya sejak September 2010. Penurunan harga itu mengungkit naik yield SUN bertenor lima tahun tersebut hingga 7,92%.

SUN yang memiliki tenor panjang, seperti seri FR0053, ikut merosot akhir pekan lalu. Indeks sebesar 96,6, akhir pekan lalu merupakan yang terendah sejak enam bulan. Padahal harga indeks SUN jenis ini sempat mencapai 108,47. Jadi, harga SUN FR0053 merosot 7,07% hanya dalam waktu seminggu.

Penyebab aksi obral SUN apalagi kalau bukan laju inflasi yang kencang hingga akhir 2010. Pelaku pasar berharap Bank Indonesia (BI) akan menaikkan bunga acuan untuk mengimbangi inflasi yang ngebut. Spekulasi yang beredar saat ini, otoritas moneter akan menaikkan BI Rate di Februari 25-50 basis poin (bps).

Asing menunggu

Agus Salim, Head Debt Capital Market Trimegah Securities bilang, investor asing sempat melakukan aksi jual pada obligasi tenor jangka panjang. "Sambil menunggu kepastian bunga, investor masuk ke SUN yang menawarkan yield lebih besar," jelas Agus. Maklum, SUN bertenor panjang telah memberikan keuntungan yang cukup tinggi.

Lana Soelistianingsih, ekonom Samuel Sekuritas juga menduga investor sedang mengamankan aset mereka dengan cara keluar dari SUN yang bertenor panjang. "Jika ada isu ekonomi, tekanan jual atas SUN bertenor berjangka menengah dan panjang jauh lebih besar daripada SUN bertenor pendek", tutur dia.

Para analis obligasi menilai investor asing tidak serta merta meninggalkan Indonesia. "Belum ada tanda-tanda investor asing akan keluar secara tiba-tiba (sudden reversal). Asing keluar masuk bursa adalah hal yang wajar. Mereka masih menunggu mau memutar uang di instrumen yang mana," tutur Agus.

Lana melontarkan dugaan yang setali tiga uang. Namun alasan Lana, kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat tidak anjlok dalam. "Nilai tukar rupiah masih kuat, jadi uang itu kemungkinan masih di Indonesia," jelas Lana.

Alasan investor asing menjual diduga adalah merealisasikan keuntungan. "Mereka akan kembali membeli obligasi atau saham yang harganya sudah turun," lanjut Lana lagi.

Investor asing yang terbiasa bermain di obligasi bisa jadi sedang menanti SUN yang akan diterbitkan. Pemerintah sudah menjadwalkan lelang empat seri SUN dengan target indikatif perolehan dana senilai Rp 5 triliun.

Hasil lelang tentu bergantung pada yield yang ditawarkan pemerintah. Tahun lalu, pemerintah tak banyak menyerap penawaran karena menawarkan yield yang lebih rendah dari yang diharapkan oleh pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×