Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Rupiah kembali ditutup melemah. Analis menilai, pelemahan rupiah terjadi karena imbas data inflasi China yang ada di bawah ekpektasi.
Mengutip Bloomberg, Rabu (9/8) di pasar spot harga rupiah melemah 0,15% ke level Rp 13.333 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan pelemahan 0,03% ke level Rp 13.324 per dollar AS.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pelemahan rupiah hari ini cenderung terpengaruh faktor inflasi China yang berada di bawah ekspektasi. Oleh karena itu sebagian besar mata uang Asia juga cenderung melemah.
Sementara sentimen dari dalam negeri masih baik. Ini tercermin dari hasil lelang SUN yang meraih penawaran tertinggi sepanjang tahun Rp 58,62 triliun. Pemerintah pun berhasil memenangkan target marksimal yakni Rp 22,50 triliun.
Sampai saat ini yield obligasi pemerintah juga baik karena relatif turun. "Sentimen dalam negeri bagus, makanya ini mixed," kata Josua.
Josua mengatakan tren dollar indeks secara keseluruhan cenderung flat, jadi yang membuat rupiah melemah memang dari data regional Asia tertutama China. Pergerakan rupiah pada Kamis (10/8) masih menunggu rilis data perumahan dan wholesale inventory AS pada Rabu malam.
Bila data ini membaik atau ada peningkatan, maka kurs dollar AS berpotensi menguat dan menekan rupiah. Josua memprediksikan pada Kamis (10/8) rupiah bergerak dalam rentang support Rp 13.300 dan resistance Rp 13.375.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News