kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Inflasi AS naik di atas ekspektasi, harga minyak tertekan


Senin, 15 November 2021 / 17:21 WIB
Inflasi AS naik di atas ekspektasi, harga minyak tertekan
ILUSTRASI. Harga minyak bumi. REUTERS/Jonathan Alcorn


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah dunia mulai memasuki tren penurunan. Kenaikan inflasi Amerika Serikat (AS) jadi pemicu utama penurunan harga minyak. 

Mengutip Bloomberg, Senin (15/11), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) di pasar Nymex menurun 0,77% ke US$ 80,17 per barel. Dalam sepekan harga minyak menurun 2,15%. Bahkan, harga minyak tertinggi di pekan lalu sempat berada di US$ 84,15 per barel. Sementara, sejak awal tahun harga minyak masih naik 68%. 

Analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya mengatakan pelemahan harga minyak dipicu laporan inflasi AS yang lebih tinggi dari ekspektasi. Tercatat, inflasi AS yang tergambar dari data CPI melonjak 6,2% di Oktober. Angkat tersebut jauh lebih tinggi dari perkiraan pasar yang sebesar 5,9%.

"Inflasi yang lebih tinggi meningkatkan kekhawatiran akan turunnya daya beli masyarakat terhadap bahan bakar di AS," kata Andian.

Baca Juga: Harga minyak naik, imbas meningkatnya desakan bagi Biden untuk pakai cadangan darurat

Sementara, sejauh ini, Andian belum melihat ada sentimen positif yang bisa mendukung harga minyak kembali naik. Penyebabnya, Presiden AS Joe Biden beberapa bulan sebelumnya sempat meminta OPEC+ meningkatkan produksi untuk mendukung turunnya harga minyak mentah, walau tidak dipenuhi oleh OPEC+ pada pertemuan bulan November kemarin. 

Meski begitu, adanya keinginan AS meminta OPEC+ menaikkan produksi, membuat prospek harga minyak masih berpotensi menurun.

Di akhir tahun, Andian memproyeksikan harga minyak berpotensi stabil atau tidak turun signifikan. Sentimen positif datang dari permintaan minyak yang juga tinggi karena diperlukan bahan bakar untuk menghadapi musim dingin di negara-negara 4 musim.

Andian melihat permintaan minyak tersebut dapat membantu harga minyak bertahan atau bahkan berpotensi menaikkan harga minyak bila tidak ada kenaikan produksi minyak yang berlebihan. Andian mengekspektasikan harga minyak di akhir tahun ini berada di kisaran US$ 78 per barel.

Selanjutnya: Harga minyak kompak melemah, terseret penguatan dolar AS di pagi ini (12/11)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×