kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) jaga rasio iklan dan promosi


Selasa, 21 Juli 2020 / 21:51 WIB
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) jaga rasio iklan dan promosi
ILUSTRASI. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) jaga rasio iklan dan promosi


Reporter: Kenia Intan | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk masih mencatatkan kinerja keuangan yang positif sepanjang semester I 2020. Top line dan bottom line emiten berkode SIDO itu masih mencatatkan pertumbuhan. 

Mengutip laporan keuangannya di semester I 2020, SIDO mengantongi kenaikan penjualan hingga  3,51% year on year (YoY) menjadi Rp 1,45 triliun dari sebelumnya Rp 1,41 triliun. 

Peningkatan penjualan SIDO itu turut mengerek laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih. Tercatat, laba bersih SIDO naik hingga 10,6% YoY, menjadi Rp 413,79 miliar dari sebelumnya Rp 374,11 miliar.

Baca Juga: Produk minuman kesehatan topang kinerja Sido Muncul (SIDO) di semester I 2020

Direktur Keuangan Sido Muncul Leonard mengungkapkan, di tengah pandemi Covid-19 efisiensi opearting expenditure (opex) menjadi salah satu cara bertahan. Oleh karenanya komponen  biaya yang besar ditekan sepanjang semester I, salah satunya akun biaya iklan dan promosi. 

Mengutip keterbukaan informasi, Selasa (21/7), penayangan iklan TV pada bulan Juni 2020 lebih sedikit dibanding Desember 2019. Ini menyebabkan beban akrual SIDO di semester I 2020 mengalami penurunan hingga 58% menjadi Rp 50,06 miliar, dari Rp 119,18 miliar pada akhir tahun 2019. 

Asal tahu saja,  beban akrual yang bisa ditekan ini berkontribusi terhadap penurunan liabilitas SIDO sepanjang semester I 2020. Total liabilitas SIDO turun hingga 21,15% dibanding akhir tahun 2019, menjadi Rp 366,52 miliar. 

Adapun di sisa tahun 2020 ini SIDO akan lebih selektif dan efektif dalam melakukan aktivitas iklan dan promosi. "Menjaga rasio iklan dan promosi terhadap penjualan di bawah 10%," imbuh Leonard, Selasa (21/7). 

Selain menjaga rasio iklan, dari sisi penjualan SIDO akan lebih lebih fokus pada pasar domestik. Khususnya dalam hal peningkatan ketersediaan produk-produk di berbagai saluran (channel) penjualan. Langkah ini diambil untuk memaksimalkan momentum pemulihan ekonomi yang dipicu oleh pelonggaran PSBB. 

Baca Juga: Vaksin Covid-19 tiba, saham INAF dan KAEF nyaris mentok auto rejection atas

Selain itu, strategi ini mempertimbangkan penjualan domestik yang lebih baik dibanding ekspor sepanjang enam bulan pertama 2020. Misalnya, penjualan segmen produk jamu herbal dan suplemen ke Filipina yang menurun. Akibatnya, penjualan segmen jamu herbal dan suplemen tertekan 2,11% YoY menjadi Rp 923,19 miliar di enam bulan pertama 2020 ini. 

Padahal kontribusi segmen penjualan lainnya mengalami pertumbuhan. Penjualan makanan dan minuman SIDO tercatat Rp 469,16 miliar atau naik 16,28% YoY. Sementara segmen produk farmasi bertumbuh 6,03% YoY menjadi Rp 67,35 miliar.

Leonard menambahkan, walaupun kinerjanya masih positif hingga semester I 2020, SIDO mengaku telah merevisi target top line dan bottom line hingga akhir tahun 2020. 

" Target baru untuk penjualan adalah pertumbuhan satu digit. Target pertumbuhan laba bersih minimal 10%," imbuh Leonard. Adapun revisi ini telah mempertimbangkan penanganan kasus Covid-19 yang dinilai baik dan cepat, sehingga pemulihan ekonomi dan daya beli akan segera terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×