Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lantaran tak melakukan ekspansi secara agresif tahun ini, PT Indosat Tbk (ISAT) menargetkan pertumbuhan yang cenderung konservatif pada 2018.
Tahun ini, ISAT menargetkan pertumbuhan pendapatan di kisaran low single digit. "Target kami tahun ini bisa tumbuh sekitar 0%-5%," ujar Direktur Utama ISAT Joy Wahyudi kepada Kontan.co.id di Jakarta, Rabu (14/3).
Tak heran, Indosat memasang target yang tergolong rendah. Pasalnya, tahun ini, perusahaan hanya memiliki dua rencana ekspansi. Rencana pertama, memperluas jaringan LTE ke empat wilayah di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
Rencana kedua ialah mengembangkan aplikasi pelanggan milik ISAT, MyIM3. Langkah awal yang akan diambil emiten telekomunikasi ini dalam mengembangkan aplikasi tersebut yaitu mengintegrasikan aplikasi MyIM3 dengan layanan uang elektronik PayPro yang juga bekerja sama dengan ISAT. Namun, ke depannya, Joy berharap aplikasi ini bisa menjadi solusi bagi gaya hidup digital para pelanggan mereka.
"Jadi, ke depan, pelanggan kami tak akan hanya bisa membeli paket data dan mengecek kuota, tapi kami juga ingin mereka bisa beli handset dari aplikasi ini," paparnya.
ISAT juga berencana memperkuat lini business-to-business (B2B). Saat ini, ISAT melayani layanan enterprise, internet of things (IoT), connectivity, dan data center untuk pelanggan korporasi. Hal ini perlu diambil lantaran lini B2B memberikan kontribusi sebesar 21% dari total pendapatan.
ISAT menganggarkan belanja modal (capex) senilai Rp 7 triliun untuk tahun ini. Dana tersebut akan diambil sebagian dari obligasi yang telah diterbitkan pada akhir 2017, dana kas internal, dan pinjaman bank.
Hasil penerbitan obligasi tahun lalu juga akan digunakan untuk membayar kembali utang (refinancing) yang akan jatuh tempo tahun ini. Sebagai informasi, ISAT memiliki utang obligasi senilai Rp 2,84 triliun yang akan jatuh tempo tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News