Reporter: Annisa Aninditya Wibawa, Merlinda Riska | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Perusahaan telekomunikasi akan diwarnai aksi merger dan akuisisi lagi. Kabarnya, perusahaan tersebut adalah PT Indosat Tbk (ISAT) yang akan mengakuisisi PT Hutchison 3 Indonesia. Sumber KONTAN membisikkan, nilai akuisisi tersebut cukup jumbo yakni Rp 3 triliun-Rp 5 triliun.
Saat ini mayoritas saham Huthinson 3 dikuasai oleh Hutchison Whampoa. Hutchison merupakan perusahaan telekomunikasi yang telah menancapkan kukunya di Vietnam, Sri Lanka, Australia, Austria, Denmark, Hong Kong, Irlandia, Italia, Macau, Swedia, dan Inggris. Jika nantinya ISAT benar akan mencaplok 3, maka ini akan menambah jajaran peleburan perusahaan telekomunikasi.
Meski begitu, manajemen Indosat menolak kebenaran rencana akuisisi 3. Andromeda Tristanto, Investor Relation ISAT mengaku baru mendengar kabar tersebut.
Begitu juga Presiden Direktur ISAT, Alexander Rusli mengaku bahwa berita tersebut murni gosip. Dia justru bilang, selama ini keduanya menjalin kerjasama dalam jaringan fiber optik dan infrastruktur lainnya. "Kerjasama sharing fiber dan infrastruktur jalan terus," imbuh dia.
Saat ini, ISAT memang gencar untuk mencari pendanaan eksternal. Tapi dana tersebut menurut Andromeda untuk memperbaiki struktur utang. Maklum, dana kas setara kas ISAT Rp 2,33 triliun dirasa tak bisa mencukupi.
Emiten halo-halo ini baru meraih pendanaan eksternal dalam jumlah besar. Pada bulan lalu misalnya ISAT menerbitkan obligasi Rp 2,5 triliun. Kemudian, ISAT juga meraih Revolving Credit Facility (RCF) US$ 500 juta dari beberapa bank lokal dan asing. Namun, dana tersebut untuk membayar kembali alias refinancing utang jatuh tempo, belanja modal atau capital expenditure (capex), serta belanja operasional atau operational expenditure (opex).
Pada pertengahan tahun depan, ISAT berencana membiayai kembali atau refinancing obligasi senilai US$ 650 juta jatuh tempo 2020. Ini karena ISAT ingin menurunkan porsi utang dalam denominasi dollar AS. Saat ini, utang dollar ISAT mencapai 42% dari total utang. Menurut manajemen pendanaan tersebut dilakukan karena ISAT ingin menurunkan porsi utang dollar AS menjadi 30%.
Rumor tersebut pun ternyata tak diikuti dengan pergerakan saham ISAT. Rabu (24/12) harga saham ISAT anteng di Rp 4.030 per saham. Namun dalam sepekan harga ISAT justru turun 1,22% dari Rp 4.080 pada Rabu (17/12).
Kabar tersebut berkembang setelah perusahaan telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencaplok PT Axis Telekom Indonesia. Kemudian PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) akan merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News