kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indoritel Makmur mengulur bisnis serat optik


Jumat, 29 Juni 2018 / 15:51 WIB
Indoritel Makmur mengulur bisnis serat optik
ILUSTRASI. RUPS Indoritel Makmur


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) akan memperluas jaringan serat optik ke 103 kota di 14 provinsi sampai dengan akhir tahun ini. Untuk mewujudkan rencana tersebut, Indoritel menyediakan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1 triliun.

Pengembangan serat optik Indoritel berjalan melalui anak usahanya, PT Mega Akses Persada, yang mengusung bendera FiberStar. "Tentu kami lihat, semakin jauh kota semakin panjang jaringannya," ungkap Haliman Kustedjo, Presiden Direktur PT Indoritel Makmur Internasional Tbk di Jakarta, Kamis (28/6).

Apabila target 103 kota tadi terpenuhi, panjang serat optik yang digelar oleh Indoritel akan menjadi 10.877 kilometer (km). Sejalan dengan ekspansi serat optik, Indoritel menargetkan total pemasangan homepass tahun ini  mencapai 180.000. Saat ini Indoritel mengoperasikan serat optik sepanjang 5.117 km.

Indoritel menyatakan, penambahan panjang serat optik tidak selalu berjalan lancar. Sebab, pengembangan infrastruktur tersebut harus mempertimbangkan kontur tanah. Oleh karena itu, Indoritel masih berkutat di wilayah Jawa, Bali dan Sumatra.

Indoritel sudah merancang sumber capex untuk ekspansi serat optik. Yakni, 70% berasal dari pinjaman dan 30% kas internal. Perusahaan ini sudah mengantongi pinjaman dari Bank Mandiri. Awal tahun ini, bank plat merah tersebut mengucurkan kredit Rp 2 triliun.

Indoritel menyorongkan saham tiga entitas asosiasi sebagai jaminan atas kredit dari Bank Mandiri. Perinciannya adalah 443,23 juta unit saham PT Indomarco Prismatama,  sebanyak 637,78 juta unit saham PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, serta 357,53 juta  unit saham PT Fast Food Indonesia Tbk.

Total nilai jaminan saham atas utang tersebut kurang dari 50% dari aktiva Indoritel dalam setahun. "Penggunaan pinjaman itu keseluruhan untuk serat optik, itu untuk multiyears," terang Harjono Wreksoremboko, Direktur PT Indoritel Makmur Internasional Tbk.

Target tumbuh dobel

Jika ekspansi 103 kota itu kelar, Indoritel giliran membidik target pengembangan jaringan serat optik baru. Agenda lanjutan itu akan menyasar 200 kota di Tanah Air.

Lewat pengembangan bisnis serat optik, Indoritel berharap mencatatkan pertumbuhan pendapatan dobel pada tahun ini. Berkaca dari pencapaian kuartal I-2018, emiten berkode saham DNET di Bursa Efek Indonesia itu yakin, targetnya bakal terpenuhi.

Sebagai gambaran, pendapatan dari Januari-Maret 2018 tercatat Rp 24,69 miliar. Nilai itu naik hampir tiga kali lipat ketimbang periode sama tahun lalu.

Selain dari Mega Akses Persada, Indoritel menikmati pendapatan secara langsung dari bisnis e-commerce Ogahrugi.com. Sampai akhir tahun lalu, Ogahrugi.com mendekap sekitar 250.000 anggota dan 4.500 merchant.

Kontribusi dari Indomarco Prismatama, Fast Food Indonesia dan Nippon Indosari masuk pos laba bersih entitas asosiasi. "Per Maret sudah mencapai break event point ketimbang kerugian tahun sebelumnya," terang  Harjono.

Sepanjang tahun 2017, Indomarco Prismatama mengoperasikan 15.335 gerai Indomaret di dalam negeri. Sebanyak 4.000 gerai di antaranya merupakan gerai waralaba.

Kini Fast Food Indonesia, pemegang  waralaba KFC di Indonesia, memiliki 628 gerai. Indoritel juga mengklaim Nippon Indosari menguasai 90% pangsa pasar roti.

Tahun ini, Fast Food akan menambah 60 gerai, separuhnya  KFC Box dengan luasan 100 meter persegi (m²). Total dana ekspansi gerai KFC mencapai Rp 270 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×