kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jadi penopang utama, Indoritel Makmur belum berencana tambah saham di Indomaret


Kamis, 28 Juni 2018 / 15:38 WIB
Jadi penopang utama, Indoritel Makmur belum berencana tambah saham di Indomaret
RUPS Indoritel Makmur


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) belum berencana menambah saham di entitas anak terasosiasi. Seperti diketahui, perusahaan memiliki 40% saham di PT Indomarco Prismatama, 35,84% di PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) dan 25,77% di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI).

Harjono Wreksorembodo, Direktur PT Indoritel Makmur Internasional Tbk mengatakan, ketiga entitas asosiasi itu memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap laba bersih perusahaan. Sebab, bila mengandalkan PT Mega Akses Persada yang memiliki serat optik FiberStar kontribusinya masih sangat kecil.

“Kontributor terbesar masih Indomaret berapa persennya saya tidak ingat, tetapi bisa dilihat dilaporan keuangannya. Itu masih yang paling besar dibandingkan ketiga lainnya,” ujar Harjono kepada Kontan.co.id, Kamis (28/6).

Harjono bilang, pihaknya belum ada rencana menambah saham di salah satu entitas anak asosiasi tersebut. Yang jelas, perusahaan saat ini fokus untuk pengembangan jaringan fiber optik milik PT Mega Akses Persada dan Ogahrugi.com.

“Tidak ada rencana, kan sudah konsolidasi untuk seluruhannya MAP, itu sudah konsolidasi. Tiga lagi tidak ada rencana tambah (saham),” katanya.

Asal tahu saja, sepanjang tahun lalu pendapatan PT Indomarco Prismatama mencapai Rp 63,12 triliun, naik 6,68% dibandingkan sebelumnya yang hanya Rp 59,17 triliun. Sedangkan FAST mencatat pendapatan sebesar Rp 5,3 triliun pada tahun lalu, naik 8,6% dari Rp 4,88 triliun dan ROTI melambat pada tahun lalu dari Rp 2,52 triliun turun menjadi Rp 2,49 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×