Reporter: Sofyan Nur Hidayat, Noor Muhammad Falih | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Memanfaatkan momentum penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (ECB), Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan menerbitkan surat utang global berdenominasi euro atau eurobond. Dua lembaga pemeringkat utang internasional telah memberikan rating terhadap eurobond Indonesia.
Indonesia menerbitkan eurobond perdana senilai € 1 miliar atau US$ 1,4 miliar dengan tenor tujuh tahun. Mengutip Bloomberg kemarin, kupon eurobond Indonesia berkisar antara 195 basis poin (bps)-210 bps di atas nilai tengah swap rate Eropa di 0,989%. Jadi, diprediksikan kupon eurobond antara 2,939%-3,089%.
Eurobond ini akan digunakan untuk menambal defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014, yang ditargetkan 2,4% dari produk domestik bruto (PDB). Dalam penerbitan surat utang ini, pemerintah menggandeng Bank of America Corp, Citigroup Inc dan Deutsche Bank sebagai penjamin pelaksana penerbitannya.
Lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings memberikan peringkat BBB- dengan outlook stabil. Ada beberapa pertimbangan Fitch.
Pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih kuat dibandingkan negara berkembang lain. Kedua, defisit fiskal melebar tapi masih terkontrol.
Ketiga, penurunan neraca transaksi berjalan dalam beberapa tahun terakhir membuat Indonesia rentan terhadap ancaman kaburnya investor asing. Namun, pemerintah dinilai dapat mengurangi dampak negatif itu.
Keempat, iklim investasi yang buruk, infrastruktur minim dan korupsi yang mewabah membatasi potensi kemajuan yang bisa diraih.
Sementara Moody's memberi rating Baa3. Moody's mempertimbangkan prospek perekonomian Indonesia yang sehat dan defisit fiskal yang semakin menyempit. Selain itu, Indonesia memiliki sumber daya alam yang besar meskipun PDB masih rendah dibandingkan negara-negara investment grade lain.
Mengutip Financial Times, Kementerian Keuangan Indonesia telah menggelar roadshow ke sejumlah kota utama di Eropa untuk menemui para investor. Salah satu tujuannya adalah Frankfurt pada Kamis (26/6). Dari sana, delegasi itu melanjutkan perjalanan ke London, Senin (30/6). Roadshow untuk menjajakan eurobond ini berakhir di Milan, Italia, Rabu (2/7).
Pemerintah mempercepat penerbitan eurobond di awal semester dua dengan memanfaatkan perpindahan investasi di Eropa akibat kebijakan pemangkasan suku bunga.
Sebagai catatan, Bank Sentral Eropa (ECB), 5 Juni lalu, memangkas bunga deposito menjadi minus 0,1% dari 0%. ECB juga memangkas bunga acuan dari 0,25% menjadi 0,15%. "Masuk ke pasar euro sekarang dengan memanfaatkan pelonggaran ECB merupakan strategi yang cerdas dari Pemerintah Indonesia," kata Ezra Nazula, Head of Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia kepada Bloomberg.
Global Markets-Financial Analyst Manager Bank Internasional Indonesia Anup Kumar menyatakan, Indonesia memang harus memanfaatkan momentum pemangkasan bunga Eropa. Kebijakan pemangkasan ini akan berdampak pada beralihnya investor Eropa untuk mencari tingkat imbal hasil tinggi, seperti surat utang Indonesia. Jadi, Indonesia juga tidak perlu menunggu momentum lain seperti hasil pilpres (Harian KONTAN, 13 Juni 2014).
Kumar bilang Eurobond Indonesia bisa mengambil acuan Eurobond Turki pada 12 November 2013. Turki menerbitkan Eurobond senilai € 1,25 miliar dengan tenor 7 tahun. Jadi menurutnya Eurobond Indonesia akan menarik jika memberi kupon 3,3%-3,8%. Alasannya, Moody's memberi peringkat yang sama bagi Indonesia maupun Turki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News