Reporter: Kenia Intan | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2010 ini menjadi momen yang berat bagi PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC). Walau begitu, IPCC masih menjalankan agenda ekspansi yang dimilikinya.
IPCC berencana melakukan ekspansi storage yard seluas 2 hektare (ha) dari area Ex-PP, ekspansi storage yard seluas 1,89 ha dari lahan Ex-DKP, serta ekspansi area parking building construction seluas 3,2 ha.
Direktur Operasi dan Teknik Indonesia Kendaraan Terminal Rio Theodore Natalianto Lasse menjelaskan, ketiga rencana ekspansi itu memakan dana paling besar atau lebih 50% dari total capital expenditure (capex) sepanjang tahun 2020. "Total kebutuhan dana sekitar Rp 170 miliar," jelas Rio dalam acara konferensi pers Pubex Live BEI, Selasa (25/8).
Pengerjaan tiga ekspansi itu diputuskan mulai dikerjakan mulai tahun 2020 ini. Adapun sejauh ini beberapa proses awal terkait area parkir sudah dilakukan, tinggal menunggu perizinanannya. Di sisi lain, perkembangan secara fisik juga mulai terlihat terkait ekspansi storage yard. Asal tahu saja, sejauh ini IPCC telah menyerap kurang lebih Rp 25 miliar untuk ketiga rencananya itu.
Baca Juga: Juli 2020, layanan bongkar muat Indonesia Kendaraan (IPCC) mulai membaik
Sekadar informasi, hingga saat ini IPCC memiliki fasilitas berupa lahan seluas 32 ha. Adapun luas lahan untuk pelayanan internasional mencapai 11,79 ha dengan slot efektif 7.219 unit Completely Knock Down (CBU). Untuk pelayanan internasional lain, ada juga lahan seluas 2,85 Ha, dengan slot efektif 550 unit EQP. Sementara luas lahan untuk pelayanan domestik mencapai 5,17 ha dengan slot efektif 3.925 unit.
Adapun menurut materi pemaparan, tingkat okupansi untuk layanan internasional mencapai 49,63%. Sementara untuk domestik mencapai 54,10%.
Terkait rencana kerjasama IPCC dengan terminal di Thailand, Direktur Utama Indonesia Kendaraan Terminal Ari Henryanto menjelaskan kerjasama tersebut masih dalam tahap penandatangan Memorandum of Understanding (MOU). "Kami masih dalam posisi apakah akan meneruskan MOU atau tidak ," jelas Ari dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga: Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) menebar dividen dengan yield 4,98%, ini jadwalnya
Sekadar informasi, mengutip materi pemaparan publik IPCC, Thailand tercatat sebagai negara pengimpor terbesar selama tiga tahun terakhir. Di tahun 2019 impor dari negara gajah putih itu mencapai 35.966 unit atau meningkat 47,97% YoY.
Sementara di tahun 2018, Thailand juga mencatatkan impor tertinggi hingga 43.147 unit atau meningkat 53,16% YoY. Adapun di tahun 2017, impor dari Thailand mencapai 53.876 unit atau naik 64% dibanding tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News