Reporter: Albertus M. Prestianta, Raka Mahesa Wardhana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Di tengah kepungan berita negatif, muncul kabar baik. Saat peringkat utang negara-negara di Eropa terancam turun, peringkat utang Indonesia justru kembali naik.
Fitch Ratings, Kamis (15/12) mengganjar Indonesia dengan peringkat utang BBB- dengan outlook stabil. Berdasar sistem pemeringkatan Fitch, Indonesia telah kembali ke posisi investment grade.
Sekadar mengingatkan, Indonesia kehilangan posisi investment grade akibat krisis pada 1997 silam. Dengan peningkatan peringkat ini, Indonesia berada di posisi yang sama dengan India.
Pihak Fitch menaikkan peringkat tersebut lantaran menilai Indonesia memiliki prospek pertumbuhan yang kuat. "Peningkatan tersebut mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan stabil," kata Philip McNicholas, Direktur Fitch Asia Pacific Sovereign Ratings Group dalam rilisnya, Kamis (15/12).
Selain itu, Fitch menilai Indonesia berhasil menurunkan rasio utang publik, memperkuat likuiditas eksternal dan memiliki kerangka kerja kebijakan ekonomi makro yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Pemeringkat ini juga memprediksi ekonomi Indonesia berpeluang tumbuh 6% per tahun hingga tahun 2013, meski ekonomi global tidak kondusif.
Pelaku pasar tentu menyambut positif kabar tersebut. Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Lana Soelistianingsih menuturkan, dengan perubahan peringkat ini investor akan semakin tertarik menaruh dana di Indonesia.
Ia yakin jumlah dana asing yang masuk akan semakin besar dan sifatnya adalah investasi jangka panjang. Bukan lagi dana panas seperti saat ini. "Karena itu pemerintah harus siap dengan instrumen investasi yag memadai dan terdiversifikasi," jelas dia.
Peningkatan peringkat utang ini juga akan berdampak positif pada pasar saham. Analis memprediksi hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menguat.
Nico Omer Jonckheere, Wakil Presiden Riset dan Analisis Valbury Asia, memprediksi hari ini IHSG akan bergerak dalam kisaran lebar 3.580-3.875. "Sentimen positif akan mendorong IHSG melesat," papar dia.
Peluang IHSG mencapai level 4.000 di akhir tahun juga kembali terbuka. Hanya saja, analis menilai sentimen krisis Eropa masih cukup kuat. "Investor masih sangat tergantung sentimen eksternal yang beredar," kata Norico Gaman, Kepala Riset BNI Securities.
Selain itu, pasar juga masih menunggu S&P dan Moody's ikut menaikkan peringkat utang Indonesia. Dalam skenario konservatif, analis menilai IHSG bisa mencapai 3.900 di akhir tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News