Reporter: Wahyu Satriani , Narita Indrastiti | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Dua obligasi korporasi baru dengan peringkat bagus ditawarkan dengan kisaran kupon cukup menarik. Kedua surat utang itu akan diterbitkan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk serta PT BII Finance Center.
Indofood menawarkan obligasi bertenor lima tahun dengan kupon indikasi 7% hingga 7,75% per tahun. Nilai emisi maksimal Rp 2 triliun. Indofood sudah mengantongi peringkat AA+ dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Indikasi kupon tersebut berselisih 0,75%-1,5% dari Surat Utang Negara (SUN) seri benchmark FR0060 sebesar 6,25%. Pembayaran kupon akan dilakukan setiap triwulan. "Kami yakin dengan tawaran kupon itu, investor akan tertarik," kata Rayendra L. Tobing, Direktur Indo Premier Securities, yang berperan sebagai penjamin emisi Indofood, kemarin.
I Made A.S., Analis Obligasi NC Securities, menilai, kiprah Indofood sebagai produsen barang konsumer, merupakan nilai lebih, di tengah banyaknya tawaran obligasi korporasi sektor keuangan. "Menarik untuk diversifikasi," katanya.
Meski kupon yang ditawarkan Indofood sudah terbilang tinggi, Made memperkirakan, investor akan meminta kupon lebih tinggi lagi, sekitar 7,75%. "Itu kompensasi risiko inflasi ke depan," ujar dia.
BII Finance menawarkan empat seri obligasi senilai total Rp 500 miliar. Seri A bertenor 370 hari, indikasi kuponnya 6%-6,5%. Seri B bertenor 24 bulan, tawaran kuponnya 6%-6,6%. Lalu, seri C bertenor 36 bulan, indikasi kuponnya 7,25%-7,9%. Terakhir, seri D berjangka waktu 48 bulan, tawaran kuponnya 7,25%-8%. Obligasi BII Finance mengantongi peringkat AA+ dari Fitch Ratings.
Likuiditas melimpah
Imam MS, Analis Obligasi Trimegah Securities, menilai, peringkat bagus merupakan daya tarik utama obligasi BII Finance. "Di saat banyak obligasi baru, investor akan cenderung melihat peringkat obligasi untuk menentukan pilihan," kata dia.
Shiantaraga, Direktur NISP Sekuritas, penjamin emisi obligasi BII Finance, optimistis, rating tinggi akan menarik banyak investor. Optimisme para emiten obligasi ini boleh jadi tidak berlebihan. Kondisi likuiditas di pasar masih melimpah. Banyak pemilik dan pengelola dana, yang membutuhkan instrumen baru untuk membiakkan uangnya.
Di masa penurunan imbal hasil SUN, obligasi korporasi menjadi pilihan favorit pemodal, karena menawarkan imbal hasil yang memadai. Animo investor yang tinggi terhadap obligasi korporasi inilah yang mendorong langkah beberapa emiten obligasi untuk menaikkan target penyerapan surat utang.
Di antaranya PT Mayora Indah Tbk (MYOR), yang menaikkan nilai penyerapan obligasi (upsizing) dari Rp 500 miliar menjadi Rp 750 miliar. Obligasi bertenor tujuh tahun itu diterbitkan dengan kupon 8,5%. Obligasi ini sudah mengantongi izin efektif dari Bapepam-LK, Selasa lalu.
BCA Finance juga menempuh langkah upsizing obligasi seiring membeludaknya tawaran investor yang masuk. Dari target penerbitan semula, yaitu Rp 1 triliun, nilai tawaran penempatan dana yang masuk Rp 2 triliun.
BCA Finance menaikkan nilai penerbitan menjadi Rp 1,7 triliun. Surat utang diterbitkan dalam empat seri, dengan jangka waktu berkisar dari 370 hari hingga 48 bulan. Besar kupon ditetapkan berkisar 6,35%-7,7%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News