Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan harga minyak mentah dunia yang terjadi pada akhir pekan ini diperkirakan tidak akan berlangsung lama. Sejumlah indikator teknikal telah memberi sinyal terjadinya koreksi. Analis melihat pada Senin (12/3) harga berpeluang mengalami koreksi.
“Untuk jangka pendek kemungkinan ada pelemahan, tapi jangka menengah dan jangka panjang masih mungkin menguat,” terang Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures kepada Kontan.
Menurutnya, sekarang ini harga telah berada di bawah garis moving average (MA) 50 yang mengindikasikan pelemahan. Akan tetapi, untuk jangka menengah dan jangka panjang, harganya masih mungkin menguat karena telah berada di atas garis MA 100 dan MA 200. Indikator moving average convergence divergence (MACD) di area negatif. Kemudian indikator stochastic di level 18 dan indikator relative strength index (RSI) di level 41.
Untuk Senin (12/3), ia menebak harga minyak WTI akan berada pada kisaran US$ 59,90 – US$ 62,60 per barel dan sepekan berikutnya bergerak di area US$ 61,60 – US$ 63,50 per barel. Sedangkan di lain pihak, Nanang Wahyudi, Analis PT Finnex Berjangka memperkirakan pada Senin (12/3) harga akan bertengger di kisaran US$ 59,30 – US$ 60,50 per barel dan sepekan berikutnya US$ 50 – US$ 60 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News