kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

INDF genjot bisnis agri dan dongkrak produksi


Kamis, 29 November 2012 / 07:15 WIB
INDF genjot bisnis agri dan dongkrak produksi
ILUSTRASI. China sukses budidayakan padi raksasa, tinggi lebih dari 2 meter.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menyiapkan sejumlah ekspansi di tahun 2013. Mereka berniat menggenjot usaha agribisnis dengan penambahan lahan. Selain itu, di bisnis makanan, INDF juga berniat menaikkan kapasitas produksi pabrik.

Werianty Setiawan, Direktur dan Sekretaris Perusahaan INDF bilang, tahun 2013 pihaknya menganggarkan dana US$ 200 juta - US$ 250 juta bagi penambahan 10.000 - 15.000 ha tanaman kelapa sawit baru. Patut dicatat, Kuartal III 2012 lalu, mereka mencetak penurunan marjin laba karena kinerja usaha perkebunan melorot.

"Kami maintain tanaman yang masih muda sambil menanam baru, agar agribisnis bisa lebih meningkat," ujarnya, Rabu (28/11). Rencananya, INDF akan menutup kebutuhan dana ekspansi dari kas internal yang hingga September kemarin berjumlah Rp 12,78 triliun.

Bisnis agribisnis INDF disumbang dari tiga anak usahanya, yakni Indofood Agri, Resources Ltd, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP). Akibat merosotnya sektor agribisnis, marjin laba kotor INDF turun dari 28,4% menjadi 27,7%. Sedangkan marjin laba usaha turun dari 15,4% menjadi 14,4%.

Selain mendorong agribisnis, INDF juga akan menambah kapasitas pabrik mie dan tepung terigu dengan membangun satu pabrik baru yang akan menambah 10% - 15% total kapasitas produksi yang mencapai 15 miliar pack per tahun.

Pembangunan direncanakan mulai tahun depan. Pengembangan pabrik baru ini demi mengisi kekurangan kapasitas pabrik mie dan tepung terigu yang saat ini terletak di wilayah Ancol dan Tangerang. Kapasitas pabrik susu dan snack juga akan ditambah dengan alokasi dana masing-masing US$ 130 juta dan US$ 30 juta.

Karena ada beberapa penundaan pembangunan pabrik, INDF akan mengalihkan belanja modal 2012 ke 2013. Per September 2012, belanja modal baru terserap Rp 3,2 triliun dari Rp 6,4 triliun yang dianggarkan. "Tahun ini untuk ekspansi pabrik sudah menelan biaya Rp 2,3 triliun. Sepertinya capex akan kami alihkan untuk tahun depan," ujar Werianty.

Pada perdagangan Rabu (26/11), harga saham INDF naik 1% menjadi Rp 5.700 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×