Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua entitas Grup Salim, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sepakat untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang sahamnya dari laba bersih tahun buku 2023.
Rinciannya, emiten produsen mie instan dengan merek Indomie ini akan membayarkan dividen sejumlah Rp 2,33 triliun. Nantinya setiap pemegang saham ICBP akan memperoleh dividen sebesar Rp 200 per saham.
Nilai ini lebih besar dibandingkan pembagian dividen tahun sebelumnya yang hanya Rp 188 per saham. Adapun INDF selaku pengendali dan pemegang 80,53% saham ICBP bakal memperoleh Rp 1,87 triliun.
Sementara, INDF akan dividen tunai sebesar Rp 2,34 triliun dari laba bersih tahun buku 2023. Jumlah ini setara dengan 28,8% dari capaian laba bersih INDF sepanjang 2023, yakni Rp 8,14 triliun.
Baca Juga: Indofood Sukses Makmur (INDF) Tebar Dividen Rp 2,34 Triliun
Setiap pemegang saham bakal mengantongi dividen senilai Rp 276 per saham. Adapun pembagian dividen kali ini lebih besar jika dibandingkan pembagian dari laba bersih 2022 senilai Rp 257 setiap sahamnya.
Nantinya, Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood Anthoni Salim bakal mengantongi Rp 367,01 juta dari pembagian dividen INDF. Sang taipan ini tercatat mendekap 1,32 juta saham INDF atau setara dengan 0,02%.
Anthoni Salim menyampaikan, Grup Indofood akan terus berupaya untuk meraih pertumbuhan yang berkelanjutan.
"Selain itu, Indofood juga akan menjaga keseimbangan antara pangsa pasar dan profitabilitas," jelas dia dalam keterangan resmi yang diterima KONTAN, Jumat (28/6).
Equity Analyst OCBC Sekuritas William Siregar menuturkan mengingat kondisi yang belum stabil, manajemen INDF mungkin akan lebih memilih untuk mempertahankan cadangan kas yang sehat.
Adapun dari laba bersih tahun 2023, INDF menyisihkan Rp 5 miliar sebagai dana cadangan. Kemudian sisanya sekitar Rp 5,79 triliun dicatatkan sebagai saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya.
"Perlu waktu bagi investor untuk mengantisipasi peningkatan kembali dividen payout ratio INDF menjadi 50%, terutama daya beli yang diperkirakan masih akan melemah di kuartal II-2024," jelas William dalam riset, 4 Juni 2024.
Namun dari sisi ketahanan bisnis, INDF memiliki posisi yang kuat berkat portofolio merek produk yang solid. Salah satu contoh utamanya adalah ICBP yang berkontribusi sekitar 63% dari proyeksi pendapatan INDF di 2024.
OCBC Sekuritas memproyeksikan INDF dapat mengantongi pendapatan sebesar Rp 115,7 triliun. Di sisi lain, segmen bogasari diproyeksikan akan berkontribusi sekitar 20% dari laba bersih INDF.
William menilai INDF memiliki prospek yang menjanjikan terutama pada segmen bogasari. Pasalnya kenaikan harga gandum sebesar 22% pada April-Mei 2024 akan mendorong peningkatan laba INDF di kuartal dua ini.
Kemudian dari nilai buku sahamnya, William menilai valuasi INDF sudah atraktif. Saat ini, INDF diperdagangkan dengan Price Earning Ratio (PER) di 6,14 kali, jauh dibandingkan rata-rata PER industri di level 18,1 kali.
"INDF juga dikenal sebagai salah satu grup konsumen terdepan di LQ45. Kombinasi keunggulan ini menjadikan INDF sebagai investasi yang menggiurkan bagi investor yang mencari stabilitas," jelasnya.
Lebih lanjut, OCBC Sekuritas memberikan rekomendasi beli INDF dengan target harga di Rp 12.400. Hingga akhir perdagangan Jumat (28/6), INDF menguat 0,83% ke level Rp 6.075 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News