kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indeks Utama Wall Street Kompak Menguat Kamis (8/12) Setelah Turun Berhari-hari


Jumat, 09 Desember 2022 / 05:15 WIB
Indeks Utama Wall Street Kompak Menguat Kamis (8/12) Setelah Turun Berhari-hari
ILUSTRASI. Kamis (8/12), tiga indeks utama Wall Street kompak menguat.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street akhirnya berbalik arah setelah turun berhari-hari. Kamis (8/12), tiga indeks utama Wall Street kompak menguat. 

Kamis (8/12), Indeks S&P 500 naik 29,59 poin atau 0,75% menjadi 3.963,51 poin. Nasdaq Composite naik 123,45 poin atau 1,13% ke 11.082, Dow Jones Industrial Average menguat 183,56 poin atau 0,55% menjadi 33.781,48.

Indeks S&P 500 menghentikan penurunan beruntun lima hari. Indeks Nasdaq yang padat teknologi juga naik setelah turun empat hari berturut-turut hingga Rabu. Investor mengangkat indeks saham lebih tinggi setelah menafsirkan data yang menunjukkan kenaikan klaim pengangguran mingguan sebagai tanda laju kenaikan suku bunga akan segera melambat.

Indeks utama Wall Street telah berada di bawah tekanan dalam beberapa hari terakhir. Indeks patokan turun 3,6% sejak awal Desember di tengah ekspektasi siklus kenaikan suku bunga yang lebih lama dan pandangan ekonomi yang suram dari beberapa eksekutif perusahaan terkemuka.

Baca Juga: Wall Street Masih Tertekan, Penurunan Mulai Mengecil Pada Rabu (7/12)

Namun, tekanan pasar saham mereda setelah data menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim untuk tunjangan pengangguran meningkat secara moderat minggu lalu. Sementara jumlah pengangguran mencapai level tertinggi 10 bulan menjelang akhir November.

Laporan tersebut mengikuti data Jumat lalu yang menunjukkan pemberi kerja AS mempekerjakan lebih banyak pekerja dari yang diharapkan pada bulan November dan kenaikan upah. Perbaikan data yang mencuat di pekan lalu memicu kekhawatiran bahwa Fed mungkin mempertahankan sikap agresif untuk menjinakkan inflasi yang tinggi selama beberapa dekade.

"Pasar harus menyesuaikan diri dengan fakta bahwa kita beralih dari ekonomi berbasis stimulus, baik fiskal maupun moneter, menjadi ekonomi berbasis fundamental, dan itulah yang sedang kita geluti saat ini," kata Wiley Angell, kepala ahli strategi pasar di Ziegler Capital Management kepada Reuters.

Ada dua data yang akan menjadi perhatian pasar jelang keputusan kebijakan The Fed pada 14 Desember. Kedua data ini adalah indeks harga produsen dan survei sentimen konsumen Universitas Michigan pada hari Jumat serta data harga konsumen bulan November yang rilis pekan depan.

Investor melihat peluang 93% bahwa bank sentral AS akan menaikkan suku bunga acuan utama sebesar 50 basis poin menjadi 4,25%-4,50%. Puncak suku bunga diperkirakan berada di 4,92% pada Mei 2023. Bank sentral AS telah menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 375 basis poin tahun ini, laju tercepat sejak 1980-an.

Pendekatan agresif ini memicu kekhawatiran resesi. Eksekutif puncak lembaga keuangan utama AS termasuk JPMorgan, BlackRock, dan Citi memperkirakan kemungkinan penurunan ekonomi pada tahun 2023.

Baca Juga: Rekomendasi Saham Hari Ini (9/12) di Akhir Pekan Jelang Rapat The Fed

Pada perdagangan pasar kemarin, sebagian besar dari 11 sektor S&P 500 utama naik, dipimpin oleh kenaikan saham teknologi. Sebagian besar saham teknologi dan pertumbuhan mega-cap seperti Apple Inc, Nvidia Corp dan Amazon.com Inc naik.

Harga saham Microsoft Corp berakhir lebih tinggi meski turun dari level tertinggi intraday. Kenaikan harga yang menyempit ini terjadi setelah Komisi Perdagangan Federal mengajukan keluhan yang ditujukan untuk memblokir tawaran Microsoft senilai US$ 69 miliar untuk membeli Activision Blizzard Inc, pembuat game Call of Duty.

Indeks energi berada di bawah tekanan dalam beberapa hari terakhir karena penurunan harga minyak yang mendekati level terendah di awal 2022. Di tengah penurunan sektor energi, harga saham Exxon Mobil Corp menguat setelah mengumumkan akan memperluas program pembelian kembali sahamnya senilai US$ 30 miliar.

Sementara itu, harga saham Moderna Inc menguat setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS mengesahkan suntikan Covid-19 dari pembuat vaksin yang menargetkan subvarian virus corona dan Omicron asli untuk digunakan pada anak-anak berusia enam bulan. Regulator juga menyetujui pedoman serupa untuk sesama pembuat vaksin Covid Pfizer Inc, yang naik, dan mitranya BioNTech, yang sahamnya terdaftar di AS naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×