kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indeks Sektor Energi Melesat, Ini Deretan Saham yang Bisa Dicermati


Senin, 11 April 2022 / 16:06 WIB
Indeks Sektor Energi Melesat, Ini Deretan Saham yang Bisa Dicermati
ILUSTRASI. Harga sejumlah saham produsen batubara melesat dan menjadi penopang indeks sektor energi.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Indeks sektor energi atau IDX Sector Energy menjadi indeks sektoral dengan kenaikan tertinggi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd), indeks yang berisikan saham-saham tambang komoditas energi, kontraktor tambang, dan utilitas energi ini naik 41,29%.

Bersamaan, sejumlah saham penghuni indeks ini naik cukup signifikan, khususnya saham-saham yang berkaitan dengan tambang batubara. Ambil contoh, saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang sejak awal tahun naik 34,80%. Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) juga naik 39,56%, dan saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 31%.

Saham-saham berbasis minyak dan gas juga ada yang naik, seperti saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) yang naik 72,55% sejak awal tahun.

Baca Juga: Berkat Kenaikan Harga Batubara, KKGI Sukses Menyulap Rugi Menjadi Laba Bersih

Meski sudah naik tinggi, Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan menilai, saham-saham tambang batubara ini masih tergolong murah. Sebab, masih terdapat potensi kenaikan (upside) dari harga saat ini ke target harga. Saham-saham tambang batubara makin menarik dengan adanya potensi kenaikan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) masing-masing emiten yang bisa meningkatkan pendapatan di tahun ini.

Pasar batubara dunia juga masih prospektif. Salah satu katalis positif datang dari rencana rencana Uni Eropa untuk melarang produk batubara dari Rusia sebagai sanksi atas intervensi ke Ukraina. Rusia merupakan salah satu pengekspor batubara global terbesar, sehingga rencana ini akan menjadikan suplai batubara global semakin ketat. Di sisi lain, batubara masih diperlukan sebagai bahan bakar pembangkit listrik, sehingga setelah adanya wacana ini, harga batubara masih berpeluang untuk kembali naik.

“Tidak menutup kemungkinan jika Eropa ingin membeli batubara dari Indonesia atau setidaknya emiten batubara mendapat efek tidak langsung, yakni naiknya harga batubara global,” terang Felix kepada Kontan.co.id, Senin (11/4). Untuk tahun ini, Panin Sekuritas memproyeksikan harga batubara di level US$ 160 per ton.

Baca Juga: Sambut Lebaran, Simak Rekomendasi Saham Pilihan Mirae Asset Sekuritas

Analis Mirae Asset Sekuritas Juan Harahap menilai, rencana  larangan ini dapat memberi manfaat bagi Australia dan Indonesia. Sebab, konsumen batubara Eropa kemungkinan besar akan mencari importir alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.

Jepang juga telah mengambil langkah untuk menangguhkan pengiriman batubara baru dari Rusia untuk pengguna akhir (end users). Sebagai gambaran, pada 2021 Rusia merupakan pemasok batubara terbesar ketiga untuk Jepang setelah Australia dan Indonesia, dimana Rusia memasok 10% dari total impor batubara Jepang.

Harga batubara yang solid saat ini dinilai akan menguntungkan perusahaan dengan eksposur ekspor yang tinggi, dimana harga rata-rata saat ini melebihi harga jual domestik yang ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan peraturan domestic market obligation (DMO).




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×