Reporter: Yuliana Hema | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas kinerja indeks syariah mampu melampaui pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Walaupun ada yang minus, tetapi pergerakannya masih lebih baik ketimbang IHSG.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) sudah menguat 4,31% secara year to date per Jumat (20/6). Kemudian indeks IDX-MES BUMN 17, yang melonjak 12,28%.
Sementara, Jakarta Islamic Index (JII) turun 0,48% secara year to date. Koreksi juga terjadi pada Indeks JII70 dan IDX Sharia Growth yang masing-masing turun 1,49% dan 5,72%.
Sedangkan, IHSG sudah terkoreksi 2,44% sepanjang tahun berjalan ini. Pada akhir perdagangan Jumat (20/6), IHSG parkir di level 6.907,13 atau melemah 0,88% dibanding penutupan hari sebelumnya.
Baca Juga: BEI Siapkan ETF Emas Berbasis Fisik, Pegadaian Berpeluang Jadi Mitra Penyimpan
Kepala Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia Irwan Abdalloh bilang sebenarnya, hal yang wajar ketika indeks saham syariah lebih bagus dibandingkan IHSG.
“Wajar karena saham-saham yang menekan IHSG seperti perbankan tidak masuk ke dalam indeks syariah sehingga kinerja indeks syariah lebih dari IHSG,” jelasnya saat ditemui, Kamis (19/6).
Memang kalau dicermati, kebanyakan saham-saham pemberat IHSG merupakan saham perbankan. Yang terbesar ada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang anjlok 13,51% sepanjang tahun berjalan ini dan menggerus IHSG 68,57 poin.
Kemudian ada saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang melemah 10,08% dan menggerus IHSG sebesar 62,86 poin. Lalu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang menekan IHSG sebesar 44,51 poin.
Dia masih optimistis pasar modal syariah masih bisa kembang. Untuk bisa memasukan pasar modal syariah, BEI berencana untuk meluncurkan produk baru yaitu ETF Emas Syariah.
Baca Juga: BEI Targetkan ETF Emas Meluncur Kuartal IV-2025, Tunggu Aturan OJK
Irwan bilang saat ini Otoritas Jasa keuangan (OJK) sedang meminta pendapatan terkait Rancangan Peraturan OJK mengenai ETF Emas Syariah ini. Diharapkan produk baru ini bisa dirilis pada tahun ini.
“Kemudian dari sisi fatwa, kami juga sudah intens berdiskusi dengan Dewan Syariah Nasional. Mudah-mudahan ETF Emas Syariah ini bisa keluar tahun ini,” kata Irwan.
Investment Analyst Edvisor Provina Visindo Indy Naila menilai, saham-saham di indeks syariah lebih defensif ketimbang risiko-risiko pasar karena saham-saham perbankan tidak masuk dalam indeks syariah.
“Saham perbankan besar yang menjadi kontributor terbesar terhadap IHSG mengalami tekanan dari sisi NIM dan kenaikan BOPO, sementara indeks syariah minim eksposur ke isu sektor keuangan,” ucapnya kepada Kontan, Jumat (20/6).
Indy menilai pasar modal syariah nasional juga masih memiliki potensi besar karena potensi pertumbuhan di tengah pasar ekonomi syariah sangat diminati di Indonesia dan sentimen yang memicu kenaikan dari sisi makro ekonomi bisa mendorong kinerja keuangan saham-saham di pasar syariah.
Baca Juga: ETF Emas Fisik Siap Melantai, Pegadaian Masuk Radar BEI
Selanjutnya: Turun 3,61% Sepekan Ini, IHSG Diperkirakan Masih Tertekan dalam Jangka Pendek
Menarik Dibaca: 9 Aplikasi Penghasil Uang Terbaik di 2025 yang Layak Dicoba di Waktu Luang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News